Dikritik Trump, The Fed akan Tetap Naikkan Suku Bunga Acuan
- REUTERS/Carlos Barria
VIVA – Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memberikan sinyal tegas untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini, meskipun kenaikan suku bunga tersebut mendapat kritikan dari Presiden AS, Donald Trump.
Dia menegaskan, upaya untuk kembali menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) pada tahun ini merupakan cara terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi yang saat ini tengah berlangsung di negara tersebut. Hal itu dibuktikannya dari data-data perekonomian AS yang terus menguat.
"Ekonomi kuat, inflasi mendekati target dua persen. Banyak orang yang mencari pekerjaan kini telah mendapatkannya. Jika pertumbuhan pendapatan meningkat kuat dan perolehan pekerjaan berlanjut, maka kenaikan suku bunga fed funds rate yang bertahap sepertinya akan pantas," ujar dia sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu 26 Agustus 2018.
Kenaikan suku bunga acuan tersebut, menurut Trump, hanya akan menambah biaya pinjaman atau kredit di Amerika Serikat. Karenanya dia dengan tegas menyatakan ketidaksukaannya terhadap keputusan kenaikan suku bunga The Fed, dan meminta The Fed untuk memgambil kebijakan yang bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi AS, bukan sebaliknya.
Meski demikian, Jerome Powell melalui pernyataannya tersebut dinilai para analis telah mengkonfirmasi bahwa The Fed akan secara jelas kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi di tahun ini, yang diperkirakan akan terjadi pada September dan Desember 2018.
"Pidatonya Powell di Jackson Hole itukan mengkonfirmasi bahwa mereka masih akan menaikan suku bunga (dua kali lagi) walaupun sebelumnya Trump kan kurang setuju dengan apa yang dilakukan The Fed. Dia (Trump) bilang dolar terlalu kuat dan baiknya The Fed tidak terus naikan suku bunga. Tapi kan bank sentral AS independen terhadap pemerintah Amerika sendiri," ujar Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual kepada VIVA, Minggu 26 Agustus 2018.
Kebijakan The Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap diperkirakan akan masih terus berlangsung hingga 2019. Langkah The Fed tersebut merupakan langkah mereka untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter.
The Fed telah tujuh kali menaikkan bunga acuannya sejak pengetatan moneter dimulai di Desember 2015 dengan kenaikan masing-masing 25 basis poin menjadi di kisaran 1,75 persen dan 2 persen.
"Dengan pengangguran yang sangat rendah, mengapa tidak (Federal Open Market Committe) memperketat kebijakan moneter lebih tajam untuk mencegah ekonomi tumbuh berlebih dan inflasi yang terkontrol," ujar Powell.