BPS Ingatkan Sebaran Data Investasi Pengaruhi Serapan Lapangan Kerja

Sosialisasi dan komitmen bersama K/L mendukung Penyusunan Disagregasi PMTB 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Dalam rangka menyusun disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB, sebagai upaya mengembangkan usaha dan pariwisata, Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan sosialisasi dan komitmen bersama kementerian/lembaga, guna mendukung kegiatan Penyusunan Disagregasi PMTB 2018.

Robert Kiyosaki: Investasi Aset Nyata Jadi Pilihan Terbaik Amankan Kekayaan

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, pentingnya penyusunan PMTB ini merupakan komponen utama yang mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, selain aspek konsumsi rumah tangga.

Dia menilai, perlunya penelitian mengenai aspek investasi ini adalah karena adanya dampak luar biasa dari multiplier effect, yang dapat menciptakan lapangan kerja antarwilayah, golongan atau sektor.

4 Koin Kripto Diprediksi Punya Prospek Cerah: Investasi Sekarang, Amankan Masa Depan Keuangan Anda!

"Kita sadari ketersediaan investasi fisik masih sangat terbatas. Dalam komponen data investasi, baru disediakan enam barang, dengan keterbatasan data investasi tidak mampu menjawab soal bangunan, jembatan, dan lain sebagainya," kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis 23 Agustus 2018.

Ia menjelaskan, dengan tidak adanya data mendetail tentang PMTB, BPS dan pemerintah sama sekali tak mengetahui mengenai sebaran investasi bangunan. "Kita tidak tahu investasi yang banyak di bangunan itu di mana. Masih banyak pertanyaan yang tidak bisa kita jawab," ujarnya.

Toyota Guyur Investasi Mobil Hybrid Rp24 Triliun ke Thailand, Indonesia Bagaimana?

Oleh karenanya, BPS menilai pentingnya melakukan langkah disagregasi data PMTB, agar bisa mendapatkan data yang komprehensif mengenai hal tersebut. "Kita ingin punya data investasi dari tiga institusi, yakni pemerintah, BUMN dan swasta," kata Suhariyanto.

Saat ditanya apa keuntungannya memiliki data mendetail tentang PMTB ini, Suhariyanto mengatakan data ini akan menjadi acuan bagi para kementerian dan lembaga terkait soal investasi. Hal itu pun bisa menjadi sumber informasi utama mengenai sebaran investasi fisik dan lain sebagainya.

"Benefitnya bukan hanya untuk BPS, tapi untuk kementerian/lembaga dan rakyat Indonesia. Kalau kita bisa sediakan data detail investasi, kita bisa lakukan analisis sebaran investasi fisik, kita mengetahui terkait produktivitas, inovasi, serta research and development," ujarnya.

Penulis buku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki.

Ramalan Robert Kiyosaki Terbukti, Hati-Hati Berinvestasi saat Masa Krisis Ekonomi Global

Prediksi Robert Kiyosaki soal keruntuhan ekonomi global mulai memunculkan tanda-tandanya. Situasi ini membuka peluang investasi tetapi Kiyosaki minta investor hati-hati.

img_title
VIVA.co.id
26 Desember 2024