BPS Ingatkan Sebaran Data Investasi Pengaruhi Serapan Lapangan Kerja

Sosialisasi dan komitmen bersama K/L mendukung Penyusunan Disagregasi PMTB 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Dalam rangka menyusun disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB, sebagai upaya mengembangkan usaha dan pariwisata, Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan sosialisasi dan komitmen bersama kementerian/lembaga, guna mendukung kegiatan Penyusunan Disagregasi PMTB 2018.

AUM Sucor Asset Management Capai Rp23,4 Triliun, Tembus 1,9 Juta Investor

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, pentingnya penyusunan PMTB ini merupakan komponen utama yang mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, selain aspek konsumsi rumah tangga.

Dia menilai, perlunya penelitian mengenai aspek investasi ini adalah karena adanya dampak luar biasa dari multiplier effect, yang dapat menciptakan lapangan kerja antarwilayah, golongan atau sektor.

Lampaui Target, Realisasi Investasi 2024 Capai Rp 1.714 Triliun

"Kita sadari ketersediaan investasi fisik masih sangat terbatas. Dalam komponen data investasi, baru disediakan enam barang, dengan keterbatasan data investasi tidak mampu menjawab soal bangunan, jembatan, dan lain sebagainya," kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis 23 Agustus 2018.

Ia menjelaskan, dengan tidak adanya data mendetail tentang PMTB, BPS dan pemerintah sama sekali tak mengetahui mengenai sebaran investasi bangunan. "Kita tidak tahu investasi yang banyak di bangunan itu di mana. Masih banyak pertanyaan yang tidak bisa kita jawab," ujarnya.

7 Kebiasaan Investasi ala Warren Buffett yang Bisa Bantu Bangun Kekayaan di 2025

Oleh karenanya, BPS menilai pentingnya melakukan langkah disagregasi data PMTB, agar bisa mendapatkan data yang komprehensif mengenai hal tersebut. "Kita ingin punya data investasi dari tiga institusi, yakni pemerintah, BUMN dan swasta," kata Suhariyanto.

Saat ditanya apa keuntungannya memiliki data mendetail tentang PMTB ini, Suhariyanto mengatakan data ini akan menjadi acuan bagi para kementerian dan lembaga terkait soal investasi. Hal itu pun bisa menjadi sumber informasi utama mengenai sebaran investasi fisik dan lain sebagainya.

"Benefitnya bukan hanya untuk BPS, tapi untuk kementerian/lembaga dan rakyat Indonesia. Kalau kita bisa sediakan data detail investasi, kita bisa lakukan analisis sebaran investasi fisik, kita mengetahui terkait produktivitas, inovasi, serta research and development," ujarnya.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, saat ditemui di kantornya, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat, 31 Januari 2025

Menteri Rosan Ungkap Investasi Apple di RI Lewat Vendor

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani mengungkapkan investasi Apple di Indonesia dilakukan melalui vendor.

img_title
VIVA.co.id
31 Januari 2025