Alasan RAPBN Jokowi di Tahun Politik Tetap Ekspansif
- Arrijal Rachman/VIVA.co.id.
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan, saat ini Indonesia sedang mengarah kepada negara industrialisasi yang lebih maju. Karena itu, ditegaskannya, dalam pidato Rancangan APBN 2019, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa akan tetap mengambil kebijakan fiskal yang ekspansif, namun juga terukur.Â
Dia menjelaskan, di tengah kondisi ekonomi global yang sedang mengarah pada normalisasi ekonomi dan tensi perekonomian global yang sedang meningkat, maka Indonesia harus menyusun strategi untuk memanfaatkan kondisi tersebut.
"Kalau perdagangan dunia meningkat, maka negara-negara yang paling diuntungkan adalah negara-negara yang lebih berorientasi ekspor. Kita bukan termasuk negara itu," ujar Darmin dalam konferensi pers RAPBN 2019, di Gedung JCC, Jakarta, Kamis 16 Agustus 2018.
Karena itu, pemerintah pada 2019 akan tetap memprioritaskan kebijakan-kebijakan ekonomi yang sudah dijalankan sebelumnya. Seperti, pembangunan infrastruktur, memperkuat bantuan sosial dan kemudahan investasi, memberikan insentif fiskal maupun menciptakan pendidikan dan pelatihan vokasi yang lebih berkualitas.
"Benefitnya selain ekonomi tumbuh cepat, kita tidak ada kekosongan lagi (kesenjangan industri). Kita lebih kompetitif, industri kita lebih maju tingkatannya. Jadi itu yang terlihat di pidato Bapak Presiden tadi," ungkapnya.
Meski begitu, lanjut dia, saat ini Indonesia juga dihadapkan peningkatan tensi perang perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagang utamanya. Karena itu, pemerintah akan mendorong kinerja perdagangan Indonesia demi mendorong ekspor dan menekan impor.
"Itu untuk menjawab persoalan perang dagang," tegasnya.