BKPM Tekankan Krisis Turki Tak Ganggu Investasi Langsung ke RI
- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
VIVA – Krisis ekonomi yang melanda Turki, telah memberikan dampak pada sentimen global dan menciptakan kondisi risk-off. Bahkan, hal itu juga berimbas pada rupiah, yang mengalami tekanan jual yang tinggi.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis mengaku ada dampak psikologis yang dikhawatirkan pihaknya, terkait krisis ekonomi yang melanda negara pimpinan Presiden Erdogan tersebut.
Kondisi yang memancing sentimen global itu, diakui Azhar, bisa berdampak kepada para investor, sehingga akan turut berimbas pada realisasi investasi di negara-negara yang berpotensi terpengaruh karenanya.
"Kalau dampaknya sih, efek psikologis aja. Kan, sentimen pasar seperti itu membuat orang jual saham. Si investor bisa saja berpikir bahwa jangan-jangan rupiah juga akan seperti itu. Kan, ini ekspektasi orang," kata Azhar di kantor BKPM, Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018.
Azhar berharap, agar perekonomian Indonesia bisa tetap bertahan di masa-masa sulit seperti saat ini. Sebab, kondisi krisis ekonomi seperti yang dialami Turki, tentunya akan sangat berpengaruh pada iklim investasi di negara tersebut.
"Turki itu kan masalahnya bukan hanya PMA (penanaman modal asing) itu. Makanya, jangan sampai terjadi kayak krisis ekonomi seperti itu. Kalau gitu tidak hanya PMA, PMDN (penanaman modal dalam negeri) pun anjlok. Turki sekarang kan, depresiasinya sampai 40 persen," kata Azhar.
Meski demikian, Azhar menjamin bahwa krisis di Turki itu tidak akan berdampak secara signifikan pada iklim investasi di Indonesia.
Sebab, kekhawatiran akan adanya penundaan dana investasi dari para investor Turki di Indonesia memang tak terlalu besar, karena para investor Turki sendiri bukan lah pemain besar di pasar investasi nasional.
"Oh enggak, Turki kan bukan termasuk investor yang besar di Indonesia," ujarnya. (asp)