Cegah Pencabutan Bebas Tarif, RI Buka Ruang Impor Produk Pertanian AS
- reuters
VIVA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan, pemerintah Indonesia akan membuka selebar-lebarnya produk impor pertanian dari Amerika Serikat. Hal itu dilakukan dengan tidak akan memberikan hambatan tarif atau non tarif barrier apapun bagi produk-produk pertanian AS.
"Saya menerima Wakil Menteri Pertanian AS (Ted McKinney), saya katakan kita tidak memberikan batasan, tidak ada non tarif barrier bagi produk agriculture AS, karena memang putusan WTO (World Trade Organization) haruskan kita mengubah itu. Jadi silahkan saja impor," ujar Enggar di kantornya, Senin 6 Agustus 2018.
Lebih lanjut, Enggar mengatakan, produk-produk pertanian utama yang akan diserap Pemerintahan Indonesia dari AS adalah kapas dan gandum. Hal itu dikarenakan, dua produk tersebut terjadi kelebihan pasokan di AS sehingga kemungkinan harganya cenderung akan lebih murah bagi pengusaha Indonesia yang membutuhkan.
"Kita akan serap cotton dan wheat AS. Masalahnya sekarang di harga, pada posisi oversupply mereka, harga pasti turun. Pengusaha Indonesia absorb sebanyak-banyaknya," tegas Enggar.
Selain itu, kata dia, upaya ini dilakukan juga supaya produk ekspor Indonesia seperti tekstil dan garmen yang rencananya akan dicabut pembebasan tarifnya melalui fasilitas generalized system of preferences atau GSP tidak dilakukan pemeritahan AS. Sehingga ekspor Indonesia ke negara tersebut dapat terus berjalan dan meningkat.
"Kita akan absorb cotton mereka karena memang kita impor dari sana. Di sisi lain, market share Indonesia ke AS hanya 4,5 persen sementara impor tekstil dan garment AS dari China 26 persen. Nah dengan peningkatan tarif antara kedua negara itu, kita minta market ekspor kita diprioritaskan karena harga pasti lebih murah. Pengusaha sanapun mengakui kualitas kita tidak kalah," tuturnya.
"Saya sampaikan semua peningkatan perdagangan ini bisa terjadi kalau ekonomi kita tumbuh, dan salah satu persyaratannya GSP kita tetap diberikan," ucapnya lebih lanjut.