Murah dan Terjangkau, Beras Sachet Ramai Diborong Anak Indekos

Beras sachet 200 gram seharga Rp2.500 per bungkus.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Perum Bulog Divre Jawa Tengah mulai mendistribusikan produk beras premium kualitas super dalam kemasan atau renteng kepada masyarakat. Namun, saat ini beras kemasan 200 gram seharga Rp2.500 itu baru dijual di mitra Bulog.

Bulog Ungkap 5 Tantangan Produksi Beras yang Berdampak Pada Krisis Pangan

Daniel Alexander, seorang pemilik Rumah Pangan Kita (RPK) Life By Grace di Tlogasari Semarang, mengaku telah menjual beras renteng kepada masyarakat. Tokonya mendapat pasokan beras renteng dari Bulog sebanyak 200 renteng sejak dua bulan lalu.

"Dua bulan lalu dikirimin sama Bulog 200 renteng beras premium. Kemasannya kecil-kecil. Isinya masing-masing 200 gram," katanya.

IIRC 2024, Bulog Ungkap Strategi Atasi Tantangan Produksi Beras

Saat ini, beras premium ukuran mini itu telah dijual ke masyarakat sekitar. Sejak dua bulan terakhir, beras renteng miliknya bahkan sudah laku 70 bungkus. Daniel menyebut, pembelinya rata-rata berasal dari anak indekos dan masyarakat kalangan menengah ke bawah.

"Ada juga yang mampir beli beras sachetan. Katanya mau dimanfaatkan sebagai bekal perjalanan jauh," ujar Daniel.

Kebutuhan Beras SPHP se-Kalbar Hampir 200 Ton per Hari

Menurutnya, sejak dikenalkan kepada masyarakat setempat, animo terhadap beras sachet pun cukup bagus. Tak jarang banyak warga mampir untuk sekadar mengorek informasi mengenai penjualan beras premium dengan harga terjangkau itu.

Daniel mengaku, RPK-nya telah lama bermitra dengan Bulog. Saban hari toko di di Jalan Nogososri Tlogosari itu menjual ragam sembako seperti minyak goreng, beras kiloan hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.

"Nah, karena saya lama bermitra sama Bulog, maka enggak ada salahnya dong ikut membantu negara menjualkan beras renteng. Lagipula bisa dimanfaatkan untuk meringankan beban warga kurang mampu," katanya.

Meski telah hampir dua bulan dijual di ritel atau oulet RPK mitra Bulog, beras untuk menyasar masyarakat kurang mampu itu belum ditemukan di pasar tradisional Semarang. Sebut saja Pasar Karangayu dan Pasar Jrakah Ngaliyan. Para pedagang beras di dua pasar tersebut bahkan mengaku belum tahu-menahu soal beras Bulog tersebut.

"Kalau beras sachet belum ada. Bahkan semua pedagang di pasar Karangayu sini belum tahu ada beras itu," kata Jujuk, salah seorang pedagang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya