Beras Sachet Belum Tampak di Semarang, Pedagang Penasaran
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto (Semarang)
VIVA – Sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah mengaku belum mendapatkan sosialisasi, terkait beras premium kualitas super dalam kemasan sachet atau renteng yang didistribusikan oleh Badan Usaha Logistik atau Bulog.
Penelusuran VIVA di Pasar Karangayu serta Pasar Ngaliyan Semarang, beras premium ukuran mini itu belum tampak di sejumlah kios penjual beras. Bahkan, para pedagang mengaku baru mengetahui jika pemerintah akan mendistribusikan beras kemasan baru itu.
"Kalau beras sachet belum ada. Bahkan semua pedagang di Pasar Karangayu sini belum tahu ada beras itu," kata Jujuk, seorang pedagang pasar Karangayu kepada VIVA, Jumat, 3 Agustus 2018.
Jujuk pun penasaran jika saat ini ada beras ukuran berat 200 gram seharga Rp2.500 itu. Perempuan 55 tahun itu menyebut bahwa pasokan beras di tokonya hanya dari distributor-distributor yang dikelola masyarakat.
Jika beras premium itu dijual Rp2.500 per 200 gram, ia mengaku hal itu tidak menjamin akan laris terjual. Walaupun jika beras itu ditujukan kepada masyarakat kurang mampu atau miskin.
Menurut dia, jika dijual per kilogram dengan harga Rp7.500, masyarakat kurang mampu akan bisa membelinya.
"Kalau saya lebih baik satu kiloan, kalau gula pasir mungkin dibuat sachet masuk. Kalau cuma 200 gram enggak masuk akal. Orang miskin sekarang beda dengan dulu. Lha wong beras premium sekarang harganya Rp12 ribu per kilogram. Itu sudah enak," ujar ibu tiga anak itu.
Belum tersosialisasinya beras sachet di pasar tradisional, lanjut Jujuk, dikhawatirkan jika nantinya beras kualitas super itu dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk meraup keuntungan. "Saya kok khawatir distribusinya enggak maksimal. Khawatir kalau diedarkan di wilayah tertentu saja. Tidak merata di pasar," ujarnya.