Cerita Menteri Susi, Illegal Fishing Bikin Bangkrut Ratusan Perusahaan
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Penenggelaman kapal yang tertangkap mencuri ikan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah kepemimpinan Susi Pudjiastuti. Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga punya cara lain agar pencurian ikan di laut Indonesia berkurang.
Dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah di Yogyakarta yang dihadiri para kepala daerah tingkat satu dan dua, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, langkah lain untuk mengurangi illegal fishing adalah menemui aktor besar yang diduga ada di balik aksi ilegal itu.
"Saya panggil ke KKP, saya tanya jumlah kapal kamu berapa, izin kapalmu berapa dan mereka akhirnya mengaku. Kami tidak ingin laut seluas ini hanya dikelola oleh 12 pelaku saja," ucap Susi, Rabu 1 Agustus 2018.
Susi pun menceritakan, selama 20 tahun terakhir, para pelaku illegal fishing di laut Indonesia ini telah menurunkan jumlah nelayan hingga 50 persen. Jumlah perusahaan ekspor ikan laut juga tutup bahkan hingga 115 perusahaan karena tidak ada pasokan ikan.
"Di laut selatan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), di selatan Cilacap itu kapal besar dengan jaring bisa mencapai panjang 150 kilometer. Semua ikan habis," ucapnya.
Namun, saat ini, kata Susi, jumlah hasil tangkapan nelayan di selatan Jawa sudah kembali naik seperti di Sendang Biru. Selama tiga tahun tangkapan naik 2.000 persen, stok ikan juga naik dari 6,5 juta ton pada 2014 menjadi 12,5 juta ton pada 2018 dan pertengahan 2018 ada kenaikan sekitar 2 juta ton ikan.
"Ekspor ikan juga signifikan naik. Kami berhentikan semua kapal asing dan eks kapal asing, ini didukung oleh Presiden," ucapnya.