Transaksi Melalui GPN Sudah Capai Rp11,58 Triliun
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA - Bank Indonesia terus mendorong masyarakat untuk menggunakan kartu debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN. Tercatat, pertumbuhan transaksi melalui kartu berlogo garuda merah tersebut mengalami lonjakan signifikan sejak diluncurkan pada 2017.
Deputi Direktur Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional BI Aloysius Donanto mengatakan dalam rentang Desember 2017 hingga saat ini, transaksi melalui kartu debit berlogo GPN telah mengalami peningkatan sebesar 107,48 persen per bulannya.
"Pertumbuhannya besar sekali total transaksi debit average per bulannya," ujar Donanto di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.
Adapun untuk total transaksi melalui kartu debit berlogo GPN, Donanto mengatakan, sejak Oktober 2017 hingga Juni 2018 tercatat mencapai Rp11,58 triliun dari jumlah transaksi total sebanya 24 juta transaksi.
"Oktober 2017 sampai Juni 2018 total transaksi lewat GPN total Rp11,58 triliun. Itu kami lihat dari sisi implementasinya juga bertahap, artinya saat bank berangsur-angsur siap masuk. Jadi mulai Oktober kami transaksi yang siap hanya lima bank, sekarang sudah lebih dari 60 bank aktif transaksi," tutur dia.
Sebagai informasi, Bank Indonesia telah membeberkan, dengan bertransaksi menggunakan kartu GPN akan jauh lebih efisien dibandingkan memakai kartu debit dengan switching asing seperti Mastercard, Visa, Unionpay, ataupun JCB.
Sebab, seluruh pembayaran antar bank akan menjadi satu dan saling terhubung alias telah terbangun interkonektivitas dan interoperabilitas. Sehingga, bila sebelumnya merchant discount rate (MDR) pada tiap transaksi dikenakan biaya yang mencapai 2 persen sampai 3 persen dari total transaksi, maka lewat kartu berlogo GPN ini, MDR dapat ditekan menjadi 0,15 persen sampai 1 persen saja.
Selain itu, dengan GPN juga keamanan data lebih terjaga karena seluruh proses dilakukan di dalam negeri melalui jaringan domestik seperti ATM Bersama, Prima, Alto, dan Link.
Bahkan masyarakat juga dapat menikmati biaya administrasi yang lebih murah karena seluruh pemrosesan dilakukan di domestik dan bank tidak dikenakan biaya lisensi logo yang sebelumnya diperkirakan harus menyetor dana hingga US$2 miliar setahun.