Sukuk Negara Rp22,53 T Biayai Ratusan Proyek Infrastruktur 2018
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Pemerintah memastikan komitmen memperbesar dan memperluas sistem pembiayaan proyek melalui Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara. Pembiayaan itu diperuntukan bagi sejumlah proyek kementerian dan lembaga.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman menuturkan, pada 2018, nilai pembiayaan proyek SBSN meningkat menjadi Rp22,53 triliun. Terdiri dari 587 proyek yang tersebar di 34 provinsi, pada tujuh kementerian dan lembaga.
“SBSN adalah bagian dari upaya untuk memperkuat kapasitas pembiayaan APBN,” dikutip dari keterangan resminya, Rabu 25 Juli 2018.
Selain sebagai salah satu instrumen pembiayaan negara lanjutnya, penerbitan SBSN juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri. Serta, mengembangkan alternatif instrumen investasi.
Dia menjabarkan, ada tujuh kementerian dan lembaga tahun ini mendapatkan SBSN. Yaitu Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama dan Kementerian PUPR dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Kemudian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Badan Standardisasi Nasional.
Dalam sambutan di acara Dialog Kinerja Pembiayaan Proyek Infrastruktur di Surakarta awal pekan ini, dia berharap, forum tersebut bisa meningkatkan koordinasi terkait kebijakan pembiayaan proyek SBSN, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek SBSN, dan perumuskan alternatif solusi untuk mendorong kinerja pelaksanaan proyek SBSN oleh kementerian dan lembaga.
Forum dialog tersebut diikuti oleh jajaran pimpinan unit Eselon I kementerian dan lembaga, pemrakarsa proyek SBSN, serta stakeholders pembiayaan proyek SBSN.
Dalam kesempatan tersebut, peletakan batu pertama pembangunan gedung perkuliahan IAIN Surakarta di Kartasura yang dibiayai melalui sukuk negara juga dilakukan. Yaitu pembangunan gedung pendidikan terpadu dan gedung pusat bahasa..
Pembiayaan SBSN untuk gedung perkuliahan di IAIN Surakarta ini merupakan untuk yang kedua kalinya, setelah pertama kali pada tahun 2017 SBSN membiayai pembangunan gedung pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Surakarta.
Rektor IAIN Surakarta, Mudofir menuturkan tahun ini menjadi proyek kedua pembangunan gedung yang dibiayai oleh SBSN. Untuk Gedung Pendidikan Terpadu dan Gedung Pusat Bahasa senilai Rp50 miliar.
“Pembangunan gedung dilakukan karena tingginya animo mahasiswa-mahasiswi baru untuk menuntut ilmu di IAIN Surakarta,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menuturkan, Sukuk Negara berhasil memberikan kontribusi yang besar bagi pendidikan tinggi Islam di Indonesia. Sejak 2015, banyak bangunan baru yang dibangun melalui pembiayaan Sukuk Negara.
Secara umum, pembiayaan SBSN untuk proyek di lingkungan Kementerian Agama telah dilakukan sejak tahun 2014 dengan total pembiayaan sampai dengan tahun 2018 mencapai Rp6,34 triliun. Pembiayaan tersebut digunakan untuk pembangunan proyek Asrama Haji, Kantor Urusan Agama dan Manasik Haji, Madrasah, serta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.