Agar RI Bisa Jadi Pusat Ekonomi Islam Dunia, Begini Caranya
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Pemerintah tengah merancang peta jalan, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia. Hal ini dilatarbelakangi jumlah penduduk Muslim Indonesia adalah yang terbanyak di dunia.
Selain itu, hal ini didukung oleh potensi dari berbagai kegiatan ekonomi dan transaksi di Indonesia, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka lima persen setiap tahunnya.
Namun, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengakui, belum bisa menentukan kapan itu akan betul-betul terjadi. Meskipun, pihaknya terus mendorong tujuan tersebut.
"Kalau ditanya kapan, ya maunya secepat mungkin. Tapi kan, kalau industri halal atau manufaktur itu tidak ada proses yang instan," kata Bambang di kantornya, Rabu 25 Juli 2018.
Ia mengatakan, pihaknya ingin mendorong gerakan ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia mempunyai arah, alias tidak sekadar eksis. Di mana, tujuannya adalah Indonesia bisa menjadi pemain utama di tingkat global.
"Tetapi, tentunya kalau untuk menjadi pusat ekonomi Islam dunia itu kan sifatnya relatif. Malaysia akan mengklaim, dia sekarang adalah global hub-nya Islamic finance. Tetapi, klaim yang sama dilakukan juga oleh Dubai, misalkan. Lalu, klaim yang sama bahkan dilakukan oleh London," katanya.
"Tapi, apakah kemudian London lebih dari Dubai, Dubai lebih dari Kuala Lumpur atau sebaliknya, enggak juga," tuturnya.
Untuk itu, dia menegaskan bahwa pihaknya hanya mendorong agar ada suatu visi dan arah ke mana ekonomi dan keuangan Islam Indonesia itu akan dikembangkan. Namun, memang diakui saat ini kondisi sektor keuangan syariah masih mengalami stagnasi, terutama di sisi aset yang belum berkembang.
"Jadi, sebenarnya dengan kita membuat dorongan sebagai pusat ekonomi Islam, salah satunya adalah punya ekosistem yang jelas. Sehingga, Indonesia diperhitungkan sebagai salah satunya. Memang, kita tidak mungkin jadi pusat satu-satunya. Semua akan mengklaim," tuturnya.