Penjelasan Bappenas Soal Keuangan Syariah Tak Bergeliat di RI
- ANTARA/Vitalis Yogi Trisna
VIVA – Nilai tukar rupiah semakin tertekan terhadap dolar Amerika Serikat hingga mencapai Rp14.400. Hal ini akan berpengaruh cukup besar terhadap sektor rill yang ada di Indonesia dan daya beli masyarakat yang semakin rendah.
Sementara, keuangan syariah yang menekankan konsep bagi hasil berbasis sektor rill, seharusnya tidak banyak terpengaruh terhadap dampak rupiah yang melemah terhadap dolar.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, keuangan syariah di Indonesia hingga saat ini hanya jalan di tempat dan belum berkembang.
Menurutnya, besarnya penduduk muslim di Indonesia belum memberikan dampak besar kepada keuangan syariah. Hal itulah yang selama ini menjadi penghambat dan membuat keuangan syariah jalan di tempat.
"Penduduk muslim dianggap terbesar di Indonesia, tapi tidak memberi dampak kepada keuangan syariah di Indonesia," ucap Bambang di Kantor Bappenas Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 25 Juli 2018.
Tak hanya itu, Ia mengatakan, bahwa keuangan syariah di Indonesia masih kalah jika dibandingkan keuangan syariah di Malaysia. Hal itu karena sektor keuangan syariah dan riil tidak berdiri sendiri.
"Perkembangannya belum pesat, jika di bandingkan aset syariah di malaysia sebesar 21 persen. Dari berbagai analisa yang dilakukan Bappenas, kita berpikir sektor keuangan dan sektor rill di Indonesia tidak berdiri sendiri," tambahnya.
Bambang pun berharap jika sektor keuangan syariah di Indonesia bisa berkembang, sejalan dengan sektor rill yang berjalan dengan pesat.