Beli Saham Freeport, Inalum Diingatkan agar Tidak 'Overstretched'
- ANTARA/Spedy Paereng
VIVA – PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum dan Freeport-McMoran Inc (FCX) telah menyepakati harga pembelian divestasi saham PT Freeport Indonesia. Harga yang disepakati, totalnya sebesar US$3,85 miliar yang termasuk di dalamnya konversi hak partisipasi Rio Tinto dan saham FCX di PT Freeport Indonesia.
Menurut ekonom senior Indef, Dradjad Wibowo, dengan aset Inalum yang saat ini sekitar Rp90 triliun, harga US$3,85 miliar ini nilainya setara dengan 61 persen aset Inalum.
"Saya ingatkan, jangan sampai Inalum over-stretched, yang bisa menjadi masalah besar di kemudian hari," kata Dradjad dikutip dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat 13 Juli 2018.
Ia juga menegaskan bahwa berdasarkan berbagai fakta yang ada, jelas bahwa Freeport belum sepenuhnya 'direbut kembali' oleh Indonesia.
"Transaksi belum terjadi karena ada isu-isu besar yang belum tuntas. Itu pun Indonesia nerimo saja harga yang dipatok oleh Rio Tinto. Jika transaksinya terwujud nanti, Indonesia harus membayar Rp55 triliun, Tapi FCX ngotot kontrol operasional tetap mereka yang pegang," ujarnya.
Terkait apakah harga saham yang dilepas itu mahal atau tidak, anggota Dewan Kehormatan PAN ini mengaku belum bisa menilai untuk saat ini.
"Tapi yang jelas, sejak lama Rio Tinto pasang harga di US$3,5 miliar. Tidak mau nego. Indonesia pun akhirnya menyerah, terima harga US$3,5 miliar, ditambah US$350 juta bagi FCX," jelasnya.
Sebagai perbandingan, dia menambahkan, pada 1 November 2013, Indonesia memang berhasil 'merebut kembali' Inalum dari Jepang. Pihak Jepang, yaitu Nippon Asahan Aluminium (NAA) ngotot dengan harga US$626 juta.
"Pemerintah ngotot US$558 juta. Jadi ada selisih US$68 juta. Jepang akhirnya takluk. Mungkin memang lebih mudah mengalahkan Jepang dibandingkan 'koalisi' dari AS, Inggris, dan Australia," ungkapnya.
Sebelumnya, untuk memperoleh 51 persen saham Freeport, Inalum akan mengeluarkan dana sebesar US$3,85 miliar atau setara Rp54 triliun untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia dan 100 persen saham FCX di PT Indocopper Investama yang memiliki 9,36 persen saham di PTFI.
Terkait dana tersebut, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, US$3,85 miliar akan diperoleh dari dana internal serta dana dari 11 bank yang menyatakan siap membantu pendanaan. Namun, ia masih menutup rapat nama-nama bank yang siap mendanai divestasi saham Freeport.
Budi mengatakan, dana internal perseroan saat ini secara tunai sebesar US$1,5 miliar. Dia juga mengungkapkan, tidak akan menutup kemungkinan menggunakan ekuitas holding, namun tergantung kebutuhan perbankan.