Pengembangan Iptek Dongkrak Daya Saing RI
- dok.Bappenas
VIVA – Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dinilai sangat penting untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Indonesia. Data Global Competitiveness Index menunjukkan, peringkat Indonesia masih rendah, terutama pada pilar kesiapan teknologi dan pilar inovasi.
Indikator lain seperti kontribusi teknologi tinggi terhadap ekspor manufaktur juga masih rendah. Sumber daya iptek yang meliputi pendanaan, jumlah dan kualitas peneliti dan perekayasa, hingga tingkat produktivitas iptek yang berkaitan dengan paten dan publikasi ilmiah juga masih belum optimal.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, inovasi adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi sebagaimana tren di banyak negara. Bahkan, innovation-driven economy menjadi tumpuan bagi negara-negara di Asia yang sedang bergerak maju, seperti Korea Selatan, Thailand, Malaysia, dan Taiwan.
Guna mendorong adanya inovasi di suatu negara menurutnya, perlu pengembangan pelembagaan triple helix yaitu memperkuat kemitraan tiga pihak. Yakni pemerintah, industri, dan perguruan tinggi atau lembaga iptek.
Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para akademisi dan peneliti di perguruan tinggi atau lembaga iptek, dapat diaplikasikan oleh industri, dan dikembangkan menjadi produk komersial untuk kepentingan pasar dan bisnis.
“Sangat jelas, inovasi merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional. Inovasi selalu bermula dan berasal dari riset berjangka panjang, yang ditopang oleh peneliti-peneliti andal yang menguasai iptek," ungkap Bambang dikutip dari keterangan resminya Jumat 6 Juli 2018.
Dalam sidang terbuka Institut Teknologi Bandung memperingati 98 tahun pendidikan tinggi teknik di Indonesia, Rabu lalu, Bambang menegaskan, arah pembangunan iptek RI akan difokuskan pada pentingnya riset dan pengembangan untuk menciptakan inovasi.
Komitmen itu pun tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018. Kebijakan pembangunan iptek 2018 pun diarahkan untuk mendorong daya saing Indonesia.
Antara lain, meningkatkan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi melalui riset dan pengembangan, layanan perekayasaan, layanan dukungan peningkatan mutu, dan pengembangan teknologi nuklir. Kemudian, meningkatkan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam.
“Dengan semangat Peringatan 98 tahun pendidikan tinggi teknik di Indonesia, pemerintah menegaskan kembali perlunya pengembangan program studi keteknikan yang akan berkontribusi dalam percepatan pembangunan nasional.” (mus)