Pilot Batal Mogok, Garuda Indonesia Siap Hadapi Musim Haji

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansyuri menegaskan kesiapan Garuda dalam menghadapi musim haji 2018. Penegasan itu dia sampaikan setelah selesainya persoalan yang terjadi antara Direksi Garuda Indonesia dengan para pilot serta, kru pesawat.

Para Hakim di Makassar Mogok Kerja Sepekan, Ratusan Sidang Tertunda

Pahala mengatakan, meskipun ada beberapa persoalan dengan pilot dan kru pesawat yang masih pending. Ia meyakini dalam waktu sembilan hari ini bisa menyelesaikan semua persoalan antara direksi dan pilot/kru pesawat.

"Kita jalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan bersama," katanya di Tangerang, Jumat 6 Juli 2018.

Hakim di Banda Aceh Mogok Kerja, Tak Semua Sidang Ditunda

Rencana penerbangan jemaah haji akan dimulai nantinya pada tanggal 17 Juli 2018, dengan kesiapan baik maskapai ataupun kru yang ada di Garuda Indonesia. Semua pihak, baik direksi maupun pilot serta kru, sepakat untuk turut mensukseskan penerbangan jemaah haji.

"Karena memang kita sudah sepakat bersama disini baik direksi atau APG (Asosiasi Pilot Garuda) dan Sekarga (Serikat Karyawan Garuda). Tentunya kita harapkan nanti akan berjalan dengan lancar," ungkapnya.

Ancaman Terakhir Pemerintah Korea Selatan pada Dokter yang Mogok Kerja

Selaku pimpinan Garuda Indonesia, Pahala sangat mengapresiasi sikap para pilot terkait dengan ancaman mogok yang tidak dilakukan pada peak season mudik Lebaran 2018 lalu.

Meski dibayang-bayangi ancaman mogok, pilot dan kru tetap bekerja dengan baik selama musik mudik lebaran, sehingga Garuda Indonesia meraih OTP (On Time Perfomance) mencapai 90 persen.

"Ini tentunya berkat kerja para mitra yang mau menahan aksi, serta rela tidak berlebaran dengan keluarga," ungkapnya.

Sebelumnya, ribuan pilot Garuda Indonesia beserta kru mengancam melakukan aksi mogok kerja atau tak mau terbang saat arus mudik Hari Raya Idul Fitri lalu. Meskipun aksi mogok akhirnya urung dilakukan, namun ada sejumlah tuntutan yang mesti dipenuhi direksi Garuda.

Presiden Asosiasi Pilot Garuda, Kapten Bintang Handono menuturkan, aksi mogok terbang itu merupakan buntut dari belum adanya titik terang atas diskusi dari tuntutan para pilot yang diajukan pada 2 Mei 2018.

Pilot dan kru Garuda Indonesia menuntut agar adanya pergantian direksi Garuda serta pengembalian aturan yang sebelumnya diganti.

Untuk salah satu aturan yang ada saat ini yakni, adanya pelayanan terhadap penumpang di mana hanya terdapat lima awak kabin. Bahkan, beberapa penerbangan pada pesawat 737-800 hanya diberikan empat awak kabin.

Padahal, menurut Bintang, standarnya harus terdapat enam awak kabin di setiap pesawat Boeing 737-800. Jumlah awak itu agar dapat memberikan layanan standar 5 stars airlines dan memenuhi standar safety. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya