Menteri PUPR Beberkan Keuntungan Integrasi Tarif Tol JORR
- Dokumentasi Kementerian PUPR
VIVA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan, integrasi sistem transaksi tol Jakarta Outer Ring Road atau JORR utamanya bertujuan untuk meningkatkan standar pelayanan jalan tol bagi masyarakat. Selain itu, sebagai tahapan menuju transaksi tol menerus atau multi lane free flow (MLFF) yang akan diberlakukan pemerintah pada 2019.
Dia menjelaskan, peningkatan tersebut di antaranya seperti kemantapan jalan, kecepatan tempuh, dan antrean transaksi tol. Hal itu, menurutnya, diperoleh karena transaksi tol setelah integrasi menjadi sistem terbuka. Pengguna tol hanya melakukan satu kali transaksi.
Sementara itu, saat ini pengguna tol harus melakukan dua hingga tiga kali transaksi untuk menggunakan tol JORR sepanjang 76,43 kilometer yang terdiri atas empat ruas tol dan dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol atau BUJT berbeda.
"Lima gerbang tol yang ada akan dihilangkan, sehingga mengurangi antrean di tol. Integrasi tol juga bertujuan mendukung sistem logistik nasional agar lebih efisien dan berdaya saing," kata Basuki dalam keterangan resminya, Rabu, 27 Juni 2018.
Basuki juga mengatakan, sosialisasi terkait integrasi tersebut akan terus dilakukan pemerintah dan penundaan kebijakan integrasi yang harusnya akan diterapkan pada 20 Juni 2018 itu akan diputuskan dalam waktu dekat, karena sudah ditunggu oleh pihak angkutan logistik.
Basuki mengatakan, sebagai konsekuensi dilakukannya integrasi tol, maka terjadi perubahan tarif. Tarif yang digunakan adalah tarif rata-rata ruas tol dikalikan dengan panjang perjalanan rata-rata jalan tol.
Dengan demikian, kata dia, untuk pengguna tol JORR jarak jauh akan diuntungkan dari perubahan tarif dibandingkan dengan pengguna tol jarak dekat.
Di samping itu, kata dia, tarif untuk kendaraan logistik, yakni kendaraan golongan II, III, IV, dan V justru mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Dengan turunnya tarif, integrasi tol akan mendorong angkutan logistik menggunakan jalan tol karena lebih efisien yang tentunya mengurangi beban jalan arteri.
"Dampaknya jalan arteri tidak mudah rusak dan selalu terjaga dalam kondisi mantap. Kepadatan lalu lintas pada jalan arteri akibat banyaknya truk-truk muatan besar juga akan berkurang seperti pada kawasan Tanjung Priok. Integrasi tol tentunya juga akan diikuti oleh kebijakan pengendalian angkutan logistik yakni terkait dimensi dan muatan truk," ujar Basuki.
Basuki juga menegaskan, perubahan tarif telah dikalkulasi dengan saksama, sehingga tidak ada kenaikan tarif terselubung yang akan meningkatkan pendapatan dan memberikan keuntungan tambahan bagi BUJT terkait. Besaran tarifnya, menurutnya, juga masih di bawah kesanggupan membayar masyarakat yang diperoleh dari hasil kajian sebelumnya terkait investasi jalan tol.
Sebelumnya, setelah integrasi, penggunaan tol JORR sepanjang 76,43 km akan dikenakan satu tarif yakni Rp15.000 untuk kendaraan golongan I. Sementara itu, untuk kendaraan golongan II dan III tarifnya adalah sama yakni Rp22.500, serta golongan IV dan V juga membayar besaran tarif yang sama yakni Rp30.000.
Kebijakan integrasi transaksi tol sebelumnya telah dilakukan pada beberapa ruas tol. Tahun 2016, integrasi dilakukan untuk ruas tol Jakarta-Palimanan dan Palimanan-Brebes Timur.
Pada 2017 dilakukan integrasi ruas tol Jakarta-Tangerang-Merak dan 2018 telah dilakukan integrasi pada ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) dan tol Semarang seksi ABC.