Mendag Klaim Mampu Kendalikan Harga Pangan Saat Lebaran
- ANTARA Foto/Aprillio Akbar
VIVA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim pihaknya mampu mengendalikan harga pangan saat Lebaran 2018. Bahkan hal itu sudah ia lakukan selama dua tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2017 dan 2018.
"Saya berterimakasih kepada seluruh stakeholder kepada Satgas Pangan, kepada dunia usaha dan media yang telah membantu. Sehingga dua tahun berturut-turut kita mampu mengendalikan inflasi dan mengendalikan harga bahan pokok," kata Enggar di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat 22 Juni 2018.
Dia melanjutkan, pada saat H-2 Lebaran memang sedikit terjadi gejolak kenaikan, seperti harga daging di pasar. Namun, menurutnya hal itu lantaran permintaan dari pedagang sendiri kepada pemerintah untuk memberikan pengertian.
"Mereka meminta pengertiannya, bahwa ini saat mereka mendapatkan keuntungan lebih pada H-2, ya hampir merata, 5-10 ribu rata-rata (ambil untungnya)," ujar Enggar.
Sementara itu, Enggar juga mengklaim mampu mengatasi lonjakan harga daging ayam dan telur ayam yang cenderung bergejolak naik saat Lebaran. Hal itu dilakukan melalui diskusi bersama dengan para pedagang.
"Itu berhasil kita minta untuk bersama-sama menurunkan harga daging ayam. H-5, H-6, itu kita lakukan beberapa operasi pasar dengan itu harga tidak melonjak lebih tinggi lagi," katanya.
Dia juga mengakui, memang terjadi kekurangan pasokan untuk daging ayam. Untuk itu, dia telah meminta kepada para peternak untuk mengeluarkan seluruh stok yang ada.
"Ayam tidak mungkin ada penimbunan karena ayam itu kalau disimpan dia harus dikasih makan. Jadi kalau disimpan pasti peternak rugi. Jadi bukan karena alasan penimbunan," ucapnya.
Dia juga menegaskan seluruh harga maupun pasokan bahan pokok selama Lebaran terkendali, termasuk beras hingga gula. Enggar mengatakan telah menerjunkan sebanyak 205 orang staf Kementerian Perdagangan untuk terjun langsung ke lapangan memantau harga dan pasokan.
Begitu pula koordinasi dengan dinas perdagangan daerah dan Perum Bulog terus dilakukan dan ketika pasokan kurang pihaknya langsung mengirim pasokan.
"Saya menyampaikan kalau ini bukan prestasi satu kementerian, tapi seluruh kementerian dan lembaga. Dan orkestrasi ini langsung dipimpin bapak presiden. Beliau sendiri yang mengawasi dan memantau posisi stok dan harga bahan pokok ini," tuturnya.
.