Alasan Pemerintah Tunda Integerasi Tarif Tol JORR
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunda penerapan Integrasi Sistem Transaksi Tol Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road/JORR. Hal itu, menimbang masukan dari berbagai elemen masyarakat.Â
Penundaan tersebut dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan para Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terkait, untuk dapat melakukan sosialisasi secara lebih intensif kepada masyarakat.
"Penerapan integrasi sistem transaksi ini semula akan diberlakukan mulai hari Rabu, 20 Juni 2018, pukul 00.00 WIB," kata Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra Atmawidjaja melalui keterangan resminya dikutip Rabu.Â
Dia menjelaskan, penundaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan layanan di Jalan Tol JORR. Sehingga, dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi persyaratan dalam pengoperasian jalan tol dan kualitas layanan jalan tol melalui integrasi sistem ini.
Melalui penyederhanaan sistem transaksi tersebut, diketahui akan berlaku sistem terbuka dengan pemberlakuan tarif tunggal, di mana pengguna tol sesuai golongan kendaraannya akan membayar besaran tarif tol yang sama, tanpa memperhitungkan jauh dekatnya jarak tempuh. Â
"Tarif baru akan berlaku untuk empat ruas dan sembilan seksi tol JORR, dengan panjang keseluruhan 76,43 kilomeer," katanya.Â
Ia menguraikan, tol yang akan dikenakan tarif baru itu adalah Seksi W1 (Penjaringan-Kebon Jeruk), Seksi W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami), Seksi W2 Selatan (Ulujami-Pondok Pinang), dan Seksi S (Pondok Pinang-Taman Mini).
Kemudian, Seksi E1 (Taman Mini-Cikunir), Seksi E2 (Cikunir-Cakung), Seksi E3 (Cakung-Rorotan), Jalan Tol Akses Tanjung Priok Seksi E-1, E-2, E-2A, NS (Rorotan-Kebon Bawang), dan Jalan Tol Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami.
"Penundaan ini berlaku hingga sosialisasi kepada masyarakat dinilai memadai oleh Kementerian PUPR," ujarnya.Â
Ia menambahkan, dengan adanya integrasi itu, maka ada beberapa kualitas layanan yang diperoleh. Pertama, adalah meningkatnya efisiensi waktu tempuh karena transaksi hanya dilakukan satu kali.Â
Sebelumnya, pengguna ruas tol JORR melakukan 2-3 kali transaksi untuk perjalanan lintas-seksi/ruas, mengingat tol JORR dikelola oleh Operator (BUJT) yang berbeda-beda.Â
"Sehingga, masing-masing ruas tol memiliki gerbang pembayaran," katanya.Â
Dengan adanya integrasi sistem transaksi tesebut, maka lima gerbang tol akan dihilangkan, yaitu GT Meruya Utama, GT Meruya Utama 1, GT Semper Utama, GT Rorotan, dan GT Pondok Ranji sayap arah Bintaro.Â
"Kemacetan di tengah ruas tol diharapkan akan berkurang. Transaksi hanya akan dilakukan satu kali pada gerbang tol masuk atau on-ramp payment," jelasnya.Â
Keuntungan kedua, menurut dia, integrasi sistem akan menurunkan tarif tol JORR untuk kendaraan angkutan logistik golongan II, III, IV dan V, sehingga dapat mendukung pembentukan sistem logistik nasional yang lebih efisien dan kompetitif. (asp)