Kisah Pemuda Minang Lulusan Australia Jadi Peternak Ayam
- bbc
"Karena di Payakumbuh itu pesta pernikahan dimulai dari pagi (pukul 11.00) sampai malam (pukul 21.00). Itu rata-rata butuh 500 sampai 2.000 porsi makanan. Ini faktor pengalinya lebih bagus, makanya saya beralih ke katering.
"Selain itu, katering ini sudah dipesan dari awal jumlah porsinya. Kalau kafe kemungkinan ada yang bersisa. Kalau katering tidak ada faktor sisanya," jelas Ahlul.
Langkahnya sebagai pengusaha katering dipermudah karena orang tuanya memiliki usaha tenda pelaminan.
Ahlul pun menjuat paket makanan dengan harga beragam. Paket Rp27.000 per porsi dengan dua lauk protein dan paket Rp17.000 per porsi dengan satu lauk protein.
"Rendang, kalio daging dan ayam bumbu adalah menu protein paling favorit."
Salah satu tujuannya berbisnis di kampung halaman pun terwujud: kateringnya menyerap tenaga kerja. Kini dia mempekerjakan empat orang koki dan sekitar 15 petugas lapangan.
Dan perlahan-lahan, Ahlul pun bisa menjawab keraguan keluarga dan guru, terkait pilihannya itu. "Dibandingkan awal-awal, sekarang pendapatan sudah naik 10 kali lipat."
Setiap bulannya Ahlul punya sekitar 10 proyek katering, dengan rata-rata 1.000 porsi per katering.
"Rata-rata penghasilan bersih itu Rp5 juta per acara". Alhasil, Ahlul bisa mengantongi penghasilan bersih hingga Rp50 juta per bulannya.
Meskipun tampak nikmat bergelut di dunia katering, lelaki ini mengaku masih memendam hasrat untuk menyalurkan pengetahuannya di bidang hukum, ilmu yang didalami selama empat tahun delapan bulan berkuliah.
"Karena saya dari SMA tertarik di bidang itu... Saat kuliah saya juga jadi Ketua BEM Fakultas Hukum UGM. Jangka panjangnya, saya ingin abdikan diri di bidang politik, jadi wakil rakyat di DPR, misalnya," pungkas Ahlul.