Bunga Kredit Diproyeksi Naik 3 Bulan Setelah Rilis BI Rate
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Bank Indonesia telah menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Dalam bulan ini saja, BI telah menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali dan kali ini diprediksi mampu memberikan efek positif ke nilai tukar rupiah.Â
Â
Menurut Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara, rupiah diprediksi akan menguat tipis di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000 per dolar Amerika Serikat, merespons kebijakan kenaikan suku bunga acuan ini.Â
Meski begitu, dia mengatakan, efek penguatan rupiah dirasa kecil, karena sebelumnya pelaku pasar telah melakukan price in atau memasukkan faktor kenaikan bunga acuan yang kedua BI ke harga saham.
"Jadi, meskipun BI naikkan bunga acuan lagi di RDG tambahan, pelaku pasar tidak terlalu surprise," kata Bhima kepada VIVA, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018.Â
Dijelaskannya, yang menjadi perhatian utama pelaku pasar adalah melihat potensi berapa kali lagi BI akan naikkan bunga acuan sampai akhir tahun.Â
"Apakah benar-benar preemptive mengantisipasi setiap naiknya Fed rate atau lebih longgar. Kemudian, pelaku pasar juga mencermati langkah lain yang mungkin diambil BI sebagai bentuk stabilisasi rupiah," katanya.Â
Dia melanjutkan, faktor global saat ini bisa jadi penghambat laju penguatan rupiah. Di mana, salah satunya karena instabilitas politik dan ancaman krisis keuangan di Italia. Selain Italia, Turki, dan Argentina ,dikhawatirkan memicu krisis sistemik global.
Lebih lanjut, kata dia, negosiasi AS dan China yang belum menemui titik terang dan berpotensi melanjutkan perang dagang.Â
"Serta keputusan OPEC (organisasi negara-negara pengekspor minyak) yang berpengaruh ke harga harga komoditas. Sampai pekan depan, rupiah dan mata uang di Asia masih mixed," terangnya.Â
Bunga kredit naik
Kebijakan BI untuk menaikkan suku bunga yang kedua kalinya ini disebut tidak akan langsung memengaruhi bunga kredit perbankan.Â
"Kemarin saat BI naikkan bunga acuan 25 bps langsung direspons bank dengan naikan bunga deposito nya. Jadi setelah kenaikan 7-days repo rate yang kedua, efek terhadap kenaikan bunga kredit lag-nya 1-3 bulan ke depan," ujar BhimaÂ
Â
Alasannya, perbankan melihat dengan bunga kredit yang saat ini rata-rata di kisaran 11,2 persen per Maret 2018, pertumbuhan kredit masih di kisaran delapan persen.Â
"Apalagi, kalau bunga kreditnya naik, maka pertumbuhan kredit bisa terkontraksi. Proyeksi di 2018, pertumbuhan kredit hanya dikisaran 8,5-9 persen," tuturnya. (asp)