Suku Bunga Naik, Rupiah Bisa Menguat ke Rp13.800 per Dolar

Mata uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate ke level 4,5 persen yang berlaku mulai hari ini. Angka itu dinaikkan 25 basis poin dari suku bunga sebelumnya yang berada di level 4,25 persen.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan, awalnya Indef berharap bunga acuan dinaikkan oleh Bank Indonesia hingga 50 basis poin.

Dengan demikian sebenarnya, lanjut dia, langkah BI yang telah menaikkan suku bunga acuannya hanya sebesar 25 basis poin pada Mei 2018 ini sebenarnya cukup terlambat.

"Kalau hanya 25 basis poin efek ke rupiah hanya terapresiasi Rp100-200 per dolar AS, sehingga kurs besok hanya menguat ke Rp13.800-13.900. Belum kembali ke titik fundamental Rp13.500," kata Bhima kepada VIVA.

Logo Bank Indonesia.

Meski begitu, dia memprediksi Bank Indonesia pada tahun ini akan kembali menaikkan suku bunga acuan dua hingga tiga kali menjadi 4,75 persen hingga 5 persen.

Adapun yang perlu dicermati, imbuhnya, pada Juni 2018 akan ada rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Bank sentral AS, The Fed, dinilainya sangat mungkin menaikkan bunga acuan yang kedua kali.

"Juni depan harapannya BI bisa respons dengan naikkan bunga acuan lagi karena investor biasanya berspekulasi dan bisa lemahkan rupiah," ujarnya.

Faktor yang mendorong BI menaikkan bunga acuan, dia melanjutkan, adalah lantaran cadangan devisa terus terkuras untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Menurutnya, sejak awal 2018 saja, cadangan devisa Indonesia sudah tergerus US$7 miliar. Angka ini dikhawatirkan akan terus bertambah seiring pelemahan nilai tukar rupiah.

"Dengan naiknya bunga acuan 25 bps, dana asing harapannya bisa tertahan dan tidak melanjutkan outflow. Sejak awal tahun investor asing terus melakukan penjualan bersih saham atau net sales Rp39 triliun," katanya.

Tak Langsung Pengaruhi Bunga Kredit

Teller menghitung uang dolar AS.

Bhima menambahkan, suku bunga acuan yang naik diprediksi tidak langsung ditransmisikan kepada kenaikan bunga kredit perbankan.

Sebab, perbankan di Indonesia akan sangat hati-hati dalam menaikkan bunga kredit karena kondisi saat ini likuiditas bank masih cukup gemuk dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) 22 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) 89,6 persen.

Rupiah Loyo Pagi Ini, Nyaris Tembus Rp16 Ribu per Dolar AS

"Jadi tidak langsung memberatkan dunia usaha juga," katanya.

Justru, lanjutnya, dengan bunga acuan yang dinaikkan, investasi asing masih tertarik masuk ke Indonesia. "Ada suplai permodalan, terutama di pasar sekunder. Perusahaan bisa lebih banyak terbitkan obligasi dan saham untuk cari modal alternatif," tuturnya.

IHSG Dibuka Menguat Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan 6%

Mengutip kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan terakhir, Kamis 17 Mei 2018, masih berada di angka Rp14.074 per dolar AS.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

Eskalasi perang Rusia vs Ukraina yang makin memanas jadi pemicu rupiah bisa melemah. Apalagi, ada ancaman Rusia yang siap gunakan nuklir.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024