Rizal Ramli Akui Infrastruktur Luar Jawa Kurangi Kesenjangan

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Ekonom senior yang juga mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, memberikan pujiannya terhadap Presiden Joko Widodo atas kebijakannya yang terus menggenjot pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.

Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Pastikan Pembangunan Infrasuktur yang Merata Ketika Menang

Menurut dia, pemerintahan yang dipimpin Jokowi saat ini telah konsisten untuk terus mengembangkan infrastruktur di Indonesia, dengan dibuktikan dari terus meningkatnya volume anggaran untuk infrastruktur.

"Kalau kawan perhatikan, saya kritis tak hanya dalam bidang ekonomi. Kalau bidang infrastruktur secara umum, harus kasih kredit ke Jokowi. Dia all out, pertama tentu volume anggaran dinaikkan," ucapnya di Jakarta, Jumat 11 Mei 2018.

Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur, Kupang Siap Terima Investor

Dia juga mengatakan, pujian tersebut juga patut diberikan, lantaran melalui kebijakan infrastruktur Jokowi itu, pemerataan infrastruktur bisa mulai dirasa di seluruh Indonesia.

"Dulu hampir semua pembangunan Infrastruktur kebanyakan di pulau Jawa. Daerah nyaris sedikit, sehingga gap Jawa luar Jawa tinggi. Jadi, keinginan bangun di luar Jawa, supaya lebih berimbang. Infrastruktur patut dipuji, karena koreksi yang harusnya dilakukan dulu enggak pernah dilakukan. Walau tentu, namanya dibangun di luar Jawa, intensitas penggunanya kecil," ungkapnya.

Proyek Infrastruktur Disetop Sementara, Menteri PU: Anggarannya Ditahan Bu Menkeu

Presiden Joko Widodo tinjau pembangunan Jembatan Holtekamp, di Papua

Meski begitu, dia mengakui, dengan digenjotnya pembangunan infrastruktur di luar Jawa, belum berarti mampu dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakatnya, sehingga dampak ekonomis dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak akan besar sebagaimana di Jawa.

"Tapi luar Jawa, apalagi Timur butuh jangka waktu menengah dan panjang. Itu mengapa icore (inflasi inti) Indonesia tinggi. Icore ketinggian, karena output lebih sedikit, karena intensitas penggunaan (infrastrukturnya) tidak tinggi," paparnya.

Tetapi, dia mengatakan, hal itu tidak perlu dipersoalkan. Sebab, demi mengurangi kesenjangan yang selama ini terus terjadi di Indonesia, pemerataan infrastruktur itu perlu dilakukan.

"Tapi itu pilihan. Pilihan perlu untuk kurangi kesenjangan di Indonesia," ucapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya