Rupiah Melemah Makin Bebani Keuangan PLN
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA – PT PLN mengakui, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang memburuk beberapa hari terakhir, turut membebani keuangan perusahaan. Sebab, nilai tukar rupiah menjadi salah satu dari tiga komponen dalam menentukan naiknya biaya tarif listrik.
Kepala Satuan Komunikasi Koorporat PLN, I Made Suprateka mengatakan, pendapatan PLN selama ini mayoritas diperoleh dalam bentuk rupiah. Sedangkan dari sisi pengeluaran, untuk memenuhi penyediaan listrik dilakukan dalam bentuk dolar AS.
"Kalau nilai tukar sekarang itu, adanya pelemahan jadi Rp14.000 per dolar AS. Nah, secara langsung itu cukup membebani PLN," kata dia di Jakarta, Jumat 11 Mei 2018.
Meski begitu, Made mengatakan, PLN akan terus mempertahankan tarif listrik sesuai dengan apa yang telah dimandatkan pemerintah. Agar, harga listrik bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Namun demikian, pemerintah tetap menerapkan tarif adjustment tidak ada kenaikan tarif listrik saat ini. Kami jalankan sesuai dengan mandat dari pemerintah," tegasnya.
Adapun strategi PLN untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah tersebut, Made menjelaskan, PLN akan tetap melakukan hal-hal yang terkait efisiensi. Seperti melakukan berbagai upaya untuk melakukan subtitusi energi prima.
"Artinya, kami mengacu pada harga energi prima yang paling murah, yang saat ini mudah di dapat. Dari sana, kami dapat menjaga keseimbangan efisiensi yang kita lakukan," ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, PLN juga akan terus melakukan peningkatan penjualan listrik. Terutama, dengan terus mensosialisasikan penggunaan listrik kepada masyarakat agar masyarakat menggunakan listrik untuk setiap kebutuhannya.