OJK Sebut Perbankan RI Kuat Meski Per Dolar AS Rp20 ribu
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, kondisi sistem keuangan di Indonesia saat ini sudah kuat dalam menghadapi dampak pelemahan nilai tukar rupiah.
Bahkan, menurutnya, jika dihadapkan pelemehan hingga Rp20 ribu per dolar Amerika Serikat (AS), perbankan masih akan tetap bertahan.
"Itupun kalau kita simulasi, itu kalau sampai dolar Rp20 ribu juga enggak ada masalah. Perbankan kita cukup kuat artinya," ujar Wimboh di Kompleks BI, Jakarta, 30 April 2018.
Dia menuturkan, OJK telah melakukan berbagai skenario untuk menguji ketahanan sistem keuangan tersebut terhadap berbagai tekanan global, salah satunya melalui skenario making to market nilai tukar. Di mana Net Open Position (NOP) perbankan sangat kecil jika dihadapkan skenario tersebut, serta Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan mencapai di atas 22 persen.
"Bahkan bank-bank itu posisinya long. Jadi mau nilai tukar apapun dampak langsung nilai tukar tidak terlalu signifikan pada permodalan perbankan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, dari sisi likuiditas perbankan, juga masih aman jika dihadapkan kondisi tersebut. Di mana tercatat masih mengalami over likuid bahkan untuk mendukung pertumbuhan kredit sebesar 20 persen.
"Bahkan kalau kita all out bisa sampai di atas 15 persen. Jadi kita punya buffer likuiditas yang cukup," tegasnya.
Adapun dari risiko kredit yang dilihat dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), Wimboh mengatakan, juga masih berada di level aman, yakni di bawah 5 persen dan cenderung menurun. Penurunan NPL seiring dengan konsolidasi bank.
"Sehingga, itulah sebenarnya kami lihat dengan perbankan yang seperti itu stress apapun kita cukup kuatlah industri perbankan, terutama permodalan itu," ucapnya.