Dua Hal yang Swasta Khawatirkan dari Pelemahan Rupiah

Mata uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi sejak awal pekan ini ternyata membuat sejumlah dunia usaha waspada. Sebab, pelemahan tersebut dapat mengganggu kinerja utang swasta dan meningkatnya biaya produksi.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pelemahan rupiah sampai sejauh ini tetap disikapi pelaku usaha dengan waspada. Terlebih tren global mencatat dolar sedang menguat.

Menurut dia, kondisi pelemahan tersebut masih bisa disikapi secara internal, yaitu dengan mendorong pemerintah menggenjot pertumbuhan industri dalam negeri.

"Kita akui ini memang karena faktor eksternal, tapi ini bisa dimitigasi dengan baik oleh faktor internal. Yaitu mendorong pertumbuhan industri khususnya manufaktur," ujar Shinta kepada VIVA, Kamis, 26 April 2018.

CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani

Dia mengungkapkan, saat ini saja, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB terus mengalami penurunan. Bahkan hampir mencapai 20 persen terhadap PDB, dengan pertumbuhannya yang hanya mencapai lima persen.

Sementara, banyak dari bahan baku industri Indonesia yang masih bergantung pada impor. Terlebih, lanjut dia, jika merujuk Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia, trennya terus turun. Di mana pada Maret lalu hanya mencapai angka 50,7, sedangkan bulan sebelumnya mampu mencapai angka 51,4.

"Hal ini mengindikasikan bahwa produk kita kalah saing dengan negara lain sehingga mengakibatkan permintaan produksi turun," ujarnya.

Rupiah Kian Perkasa, Pagi Ini Capai Rp 15.642 per Dolar AS

Karena itu, menurutnya, sudah saatnya pemerintah menggenjot revitalisasi industri. Meski, dia juga mengapresiasi usaha pemerintah yang dianggap cepat tanggap dengan meluncurkan revolusi industri 4.0.

"Pemerintah harus mampu mendorong SDM yang berkualitas dan menghilangkan kesenjangan antara kebutuhan industri dan ketersediaan SDM. Selain itu, kami ingin agar pemerintah dapat lebih meningkatkan iklim investasi yang sudah mulai membaik ini melalui perbaikan regulasi dan negosiasi perdagangan," ungkapnya.

Rupiah Menguat Dipicu Kekhawatiran Pasar Terkait Ekonomi AS
Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

Eskalasi perang Rusia vs Ukraina yang makin memanas jadi pemicu rupiah bisa melemah. Apalagi, ada ancaman Rusia yang siap gunakan nuklir.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024