5 Alasan Hong Kong Bisa Bikin Bisnis RI-China Makin Untung

Kawasan wisata The Peak, Hong Kong.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Dalam kunjungan ke Hong Kong untuk bertemu dengan para pelaku bisnis dan investor beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mempromosikan sejumlah proyek  yang sedang dibangun pemerintah saat ini. 

Daftar Proyek yang di-Groundbreaking Jokowi Hari Ini, Ada Murni Investor Asing

Di antaranya adalah proyek listrik 35 gigawatt, jalan tol sepanjang 1.000 km, rel kereta api sepanjang 3.258 km, pembangunan 15 bandara baru dan 10 pengembangan bandara yang sudah ada, serta pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan.

Di sisi lain salah satu mitra erat Indonesia, Tiongkok juga memiliki Belt and Road Initiative yang telah diluncurkan pada 2013,   Kebijakan ini pum membuka kemungkinan Indonesia mendapatkan pendanaan dari China, 

Investor Asal China Akhirnya Garap Proyek di IKN, Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Inisiatif Belt and Road ini pun ini merupakan agenda pembangunan jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas. Khususnya di bidang infrastruktur, sumber daya, pembangunan, kerja sama industri, integrasi finansial, dan sektor-sektor lain di negara-negara yang masuk dalam rencana besar Belt and Road Initiative ini. 

Dikutip dari keterangan pers Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), Jumat 20 April 2018, Hong Kong dinilai memainkan peran penting untuk menghubungkan Tiongkok, Indonesia, dan negara-negara ASEAN lainnya. 

Posisi SRBI Capai Rp 796 Triliun, 29 Persennya dari Modal Asing

Lebih lanjut, ada 5 alasan mengapa Hong Kong berperan penting sebagai fasilitator kerja sama bisnis antara Indonesia dan Tiongkok

1. Lebih dari 60 persen foreign direct investment (FDI) atau investasi ke luar negeri Tiongkok disalurkan melalui Hong Kong. Di saat yang sama, Hong Kong juga bergerak sebagai perantara bagi 2/3 dari seluruh FDI yang mengalir ke Tiongkok.

2. Di bawah skema “Satu Negara, Dua Sistem”, Hong Kong memiliki arus bebas modal dan pelabuhan bebas-pajak, sistem hukum dan teknologi informatika (TI) yang efektif, serta lembaga keuangan kelas dunia. Karena itulah, investor dari Tiongkok bisa berinvestasi ke sektor-sektor strategis di Indonesia.

3. Hong Kong dapat menjadi fasilitator transfer teknologi dari Tiongkok ke Indonesia. Melalui Belt and Road Initiative, perusahaan-perusahaan teknologi raksasa di Tiongkok seperti Tencent dan Alibaba telah mulai berinvestasi di Indonesia. 

Investasi ini akan mendorong adanya transfer teknologi dari Tiongkok ke Indonesia, di mana Hong Kong menjadi jembatan dalam hal pendanaan di antara kedua belah pihak. 

Investasi online.

Ilustrasi investasi asing

4. Di Hong Kong, para investor global bisa leluasa mengakses pasar konsumen Tiongkok, sekaligus mendapatkan kepastian hukum dan regulasi bisnis. Hal ini dikarenakan Hong Kong merupakan negara yang sangat ketat menerapkan ketaatan hukum. Dengan keunggulan ini, para pelaku bisnis di Indonesia bisa melakukan penetrasi ke pasar Tiongkok dengan lebih mudah. 

5. Selain memfasilitasi hubungan bisnis dua arah antara Tiongkok dan Indonesia, Hong Kong sendiri merupakan investor besar di Indonesia. Menurut data dari BKPM pada tahun 2017, Hong Kong merupakan investor terbesar keempat di nusantara, setelah Singapura, Jepang, dan Tiongkok. 

Total investasinya mencapai US$2,1 miliar di tahun lalu. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat 22 sebagai pasar ekspor terbesar Hong Kong pada 2017, di mana ekspor Hong Kong ke Indonesia meningkat 7,2 persen year-on-year.

Untuk mewujudkan peran penting Hong Kong sebagai fasilitator sekaligus menggali kesempatan bisnis, akan digelar Hong Kong Trade Development Council (HKTDC). Acara itu pun dilaksanakan di  Jakarta dari tanggal 25 sampai 27 April 2018, bekerja sama dengan Shanghai Federation of Industry and Commerce, atau yang juga dikenal sebagai Shanghai General Chamber of Commerce. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya