Terungkap Penyebab Properti Jualan Pengembang Tak Laku-laku
- ANTARA/Aditya Pradana Putra
VIVA – Situs jual beli properti, Rumah123.com, memperkenalkan teknologi biometric neuromarketing yang pertama kalinya digunakan dalam Industri properti di Indonesia. Teknologi ini diyakini akan memberikan perspektif baru bagi konsumen dalam menentukan keputusan dalam membeli properti.
Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung mengatakan, pengambilan keputusan dalam pembelian sebuah properti dipengaruhi oleh bawah sadar pembeli. Strategi ini yang sering dilewatkan oleh para pengembang atau penjual properti.
"Kami melihat ada beberapa proyek yang sulit dijual tapi enggak laku banyak. Bisa jadi karena desainnya (dirancang) karena ego pemiliknya. Setelah dia launching, akhirnya jualannya berat," ujar Ignatius di Jakarta, Rabu 18 April 2018.
Dia mengatakan, konsumen cenderung mengambil keputusan dalam pembelian properti secara irasional. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen yang ternyata di luar dari dugaan pengembang itu sendiri.
"Manusia mengambil keputusan pembelian itu lebih banyak dipengaruhi oleh subconscious atau bawah sadar. Orang ketika membeli tidak sepenuhnya rasional. 90 persen subconscious yang relatif tidak rasional," katanya.
Ilustrasi desain properti
Dia mencontohkan, untuk brosur yang menjadi ujung tombak pemasaran, harus melalui proses pemasaran yang cukup baik. Misalnya saja, dia menekankan adalah terkait dengan desain brosur hingga logo yang ditawarkan.
"Ternyata adalah logo itu penting, menjadi daya tarik utama, brand awareness itu penting," ujarnya.
Menurutnya, unsur kreatif desain proyek sangat menentukan laris atau tidaknya penjualan suatu produk properti. Mulai dari foto apa yang diambil hingga permainan warna akan menjadi satu hal yang sangat penting untuk pengambilan keputusan konsumen.
"Jadi ada foto-foto seperti apa yang menarik mata. Permainan contrast, dinamic range, nanti akan kita share jika reportnya, di bulan mei," katanya.
Dia mengatakan, teknologi biometric neuromarketing ini dinilai sangat penting bagi pengembang properti atau siapa pun penjual properti dalam memasarkan produknya.
"Kerugian terbesar adalah jika brosur saja itu bikin orang skip," tuturnya