Mengenal Fungsi dan Warna Hand Strap di Gerbong MRT Jakarta
- Instagram @mrtjkt
VIVA – Rangkaian kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang dipesan dari Jepang kini telah berada di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dalam beberapa bulan ke depan kereta tersebut akan melakukan serangkaian pengujian sebelum akhirnya dapat mengangkut penumpang dari Lebak Bulus menuju Bundaran HI.
Dikutip dari Instagram PT MRT Jakarta @mrtjkt, Rabu 18 April 2018, kereta dengan sebagian besar berwarna biru tua tersebut ternyata memiliki berbagai aturan yang dibuat di dalamnya. Dengan tujuan saat kereta tersebut beroperasi masyarakat bisa nyaman menggunakannya.
Seperti perbedaan pada warna dari bangku penumpang prioritas dan bangku penumpang reguler. Di mana untuk bangku penumpang prioritas memiliki warna biru tua, sedangkan bangku penumpang reguler adalah berwarna biru muda.
Dalam kondisi biasa, memang kedua bangku tersebut nyaris tak terlihat bedanya, bahkan bangku prioritas tidak terlihat mencolok dibandingkan bangku lainnya. Tapi, jika melihat ke atas ada hal yang membedakannya yaitu pegangan atau hand strap.
Hand Strap ini adalah pegangan yang dimaksudnya untuk penumpang yang berdiri di dalam gerbong kereta. Pada kereta MRT Jakarta, Hand Strap berwarna kuning mencolok dan di posisi kan lebih rendah menandakan bahwa ruang tersebut difungsikan sebagai kawasan bangku penumpang prioritas.
Untuk itu, jika kereta MRT Jakarta mulai beroperasi dan bila Anda duduk atau berdiri di sejumlah tanda tersebut artinya Anda sedang berada di ruang prioritas. Sehingga, ke depan kita harus sadar dan mengingatkan penumpang lain akan hak penumpang prioritas di dalam kereta.
Perlu diketahui, kereta MRT yang baru datang ini adalah kereta baru yang dibuat oleh perusahaan kereta api Nippon Sharyo, Jepang. Pabrik kereta ini juga memproduksi kereta peluru terkenal Jepang yaitu Shinkansen.
Kereta MRT Jakarta tersebut dikirim dari Jepang sejak 1 Maret 2018 dari pelabuhan Toyohashi, Jepang. Dan, berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu, 4 April 2018.
Kedatangan kereta MRT Jakarta itu, terlambat dari perkiraan awal yaitu pada 23 Maret 2018. Hal itu disebabkan oleh kondisi cuaca selama dalam perjalanan, sehingga harus berlabuh di sejumlah pelabuhan terlebih dahulu.
Rangkaian kereta tersebut telah melakukan serangkaian pengujian di pabriknya, bahkan Dirut PT MRT Jakarta Wiliam Sabandar sempat melihat pengujian tersebut dan menyatakan kekagumannya atas pesanannya itu kepada pabrikan Jepang.