Ini Titik-titik Rawan di Jalur Kereta Jawa
- Lucky Aditya/ VIVA.co.id.
VIVA – Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya menyiapkan 393 perjalanan kereta api untuk penumpang kereta selama libur Lebaran. Terhitung, sejak 5 Juni hingga 26 Juni 2018, atau selama 22 hari periode libur Lebaran.
"Operasi Lebaran mulai H-10 hingga H+10. Prediksi penumpang, tempat duduk yang kita siapkan itu naik empat persen. Jadi, perjalanan KA naik menjadi 393 perjalanan," kata Edi, Kamis 12 April 2018.
Edi menyebut, dari total 393 perjalanan kereta selama libur Lebaran, ada tambahan sebanyak 43 perjalanan kereta dibanding libur Lebaran tahun lalu. Untuk tiket penjualan, PT KAI berjanji akan segera mengumumkan dalam waktu dekat.
"Kami berharap, dengan tambahan kursi membantu penumpang yang akan mudik Lebaran," ucap Edi.
Edi mengungkapkan, berdasarkan hasil inspeksi di jalur kereta wilayah selatan. Ditemukan titik-titik rawan bencana yang diwaspadai, saat pelaksanaan arus mudik Lebaran. Ada dua macam kerawanan, pertama faktor alam dan kedua faktor non teknis.
"Alam seperti rawan longsor, rawan banjir, rawan ambles, kita susuri dari jalur selatan, Daops 5 ada tujuh titik, Daops 6 Yogyakarta-Solo, nyaris tidak ada rawan untuk alam, tetapi rawan pelemparan ada. Di Daops 7, ada dua titik rawan alam dan Daops 8 tidak ada titik rawan bersifat alam, tetapi pelemparan atau non teknis ada," papar Edi.
Ilustrasi perbaikan jalur kereta api
Untuk antisipasi di daerah rawan, PT KAI akan menempatkan penjaga jalur ekstra. Karena, di musim Lebaran, dengan 393 perjalanan kereta dianggap sangat padat dan berdampak pada jalur rel kereta.
"Untuk kali ini, operasi Lebaran kita sediakan penjaga jalur ekstra. Untuk menjaga lintasan kereta, mereka harus turun ke jalan untuk memastikan jalur itu aman," kata Edi.
Pihak PT KAI juga akan mengawasi perlintasan sebidang. Dengan melakukan antisipasi di beberapa daerah rawan longsor, seperti melakukan pengepresan di lereng-lereng rawan longsor.
"Kalau perlintasan, sebidang kita awasi betul seperti di Daops 7, KA menabrak tronton. Antisipasinya, lereng-lereng yang sangat tajam membahayakan rawan longsor harus dikepras agar kestabilan lereng terjadi. Di samping itu, juga penjagaan ekstra," ujar Edi. (asp)