Bangun Terminal Kijing, Pelindo II Gelontorkan Rp5,6 Triliun
VIVA – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) mencanangkan pembangunan Terminal Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Rabu, 11 April 2018.
Pembangunan terminal ini merupakan pengembangan dari Pelabuhan Pontianak sebagai solusi atas keterbatasan lahan serta tingginya tingkat sedimentasi sungai yang menyebabkan kapal besar sulit bersandar.
Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya, menyebutkan untuk pembangunan Terminal Kijing ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama meliputi membangun terminal multiguna (multipupose), terminal curah cair, terminal curah kering, serta terminal petikemas.
Tidak hanya itu, pada fase pembangunan tahap pertama Terminal Kijing ini, Pelindo II akan membangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, dan fasilitas penunjang.
"Untuk pembangunan Terminal Kijing tahap pertama kita siapkan Rp1,5 triliun. Pembangunan tahap pertama ditargetkan selesai triwulan III tahun 2019," ujarnya di lokasi proyek Terminal Kijing, Mempawah, Rabu, 11 April 2018.
Kemudian, untuk pembangunan Terminal Kijing tahap II, meliputi pengembangan 4 terminal yang ada. Di antaranya adalah pengembangan fasilitas penunjang pelabuhan sampai pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Terminal Kijing.
"Kalau selesai keseluruhan pembangunan, termasuk pembangunan KEK di tahun 2021. Total dana yang kami keluarkan untuk investasi keseluruhan Rp5,6 triliun, seluruhnya dari anggaran Pelindo II," ujarnya.
Sementara itu, menurut Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelindo II, Dani Rusli, sekarang ini sudah 20-30 hektare lahan yang dibebaskan. Adapun untuk pembangunan tahap pertama membutuhkan lahan seluas 70 hektare. Sedang total luas lahan yang dibutuhkan pada tahap I dan II mencapai 200 hektare.
Lokasi pembangunan Terminal Kijing, Mempawah, Kalbar
Kapal Besar
Dirut Pelindo II, Elvyn G Masassya menambahkan, keberadaan terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sehingga dapat menjadi pusat industry pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
"Keberadaan terminal ini akan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia," imbuhnya.
Dia yakin rencana pengoperasian Terminal Kijing akan mendorong pertumbuhan arus barang, dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta pengembangan industri perkebunan dan pertambangan di Kalimantan.
"Melihat besarnya potensi pengembangan yang ada, kami berharap sinergi dari seluruh stakeholder yang telah berjalan dengan sangat baik ini, dapat terus ditingkatkan," kata dia.
Berdasarkan informasi dihimpun menyebutkan, terminal Kijing akan dikembangkan sebagai pelabuhan laut dalam yang mampu mengakomodir potensi hinterland dan kapal berukuran besar.
Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500 ribu ton per tahun.
Sementara itu, Plt Bupati Mempawah, Gusti Ramlana, berharap masyarakat setempat dan pengambil kebijakan di daerah agar menyiapkan diri guna mendukung pembangunan Terminal Kijing ini. "Jangan sampai nanti kita tidak mendapat bagian karena tidak siap," kata Gusti Ramlana.