Gubernur BI Sebut Pengelolaan Arsip Pemda Buruk Sekali
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA – Bank Indonesia menerima penghargaan kearsipan dari lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan sertifikat Statement of Compliance ISO 15489:2016 Records Management dari Technischer Überwachungs Verein (TÜV SÜD) Singapore, untuk sembilan satuan kerja di Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo mengatakan, keberadaan dokumen merupakan landasan otentik bagi pelaksanaan akuntabilitas BI. Baik itu dokumen yang dijadikan sumber informasi dan referensi maupun dokumen baru yang diciptakan.
"Ini yang menyelamatkan kita semua ke depan bahwa kita negara yang menjaga sejarah," kata Agus di Gedung BI, Jakarta Pusat, Senin 9 April 2018.
Menurutnya, pelestarian arsip perlu dilakukan dengan konsisten dan baik agar jejak langkah institusi dalam membangun kinerja dapat diabadikan, diwariskan, serta dijadikan landasan berpijak yang kuat untuk mewujudkan visinya.
"Kami meyakini pengelolaan pengarsipan yang berkualitas, dan digitalisasi akan meningkatkan akuntabilitas pemerintah dalam memberikan pelayanan publik," katanya.
Untuk diketahui, Penghargaan ANRI diberikan kepada BI berkenaan dengan upaya penyelamatan arsip statis bidang perbankan, khususnya pada masa transisi peralihan fungsi pengawasan mikroprudensial bank dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Sedangkan, Statement of Compliance ISO 15489 Records Management, diberikan kepada BI karena berhasil memenuhi standar internasional di bidang kearsipan. Dengan raihan Statement of Compliance ISO 15489 Records Management di tahun ini, sembilan belas satuan kerja BI telah memenuhi standar internasional di bidang kearsipan.
Kearsipan pemda buruk
Agus menambahkan, selama 20 tahun terakhir, Indonesia sudah menjadi negara yang terdesentralisasi. Di mana bertambahnya jumlah pejabat pemerintah daerah baik Gubenur, Bupati atau pun Wali Kota.
"Arsip di lingkungan pemerintah daerah buruk sekali. Ada pemda yang sudah lebih dahulu, sudah ada. Tapi kalau pemda yang baru pemekaran dan lain-lain itu arsipnya buruk sekali," kata Agus.
Menurutnya negara maju, di setiap lini pemerintahan atau pun birokrasi sudah menjalankan metode pengarsipan dengan sangat baik.
"Negara maju itu pengarsipannya baik sekali, bahkan kapal dagangnya itu semuanya dengan arsipnya. Oleh karena itu kita harus melaksanakan tertib arsip, apakah institusi kita accountable," katanya.
Banyak pihak yang baru membutuhkan arsip ketika ada perkara. "Jangan kita menganggap ini urusan yang kecil," ujarnya. (mus)