Ganjil Genap di GT Cibubur, BPTJ Sindir Pengelola Perumahan

Kepala BPTJ Bambang Prihartono.
Sumber :
  • Dok. BPTJ

VIVA – Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek atau BPTJ Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono menjelaskan alasan pihaknya mendahulukan penerapan kebijakan ganjil genap di Gerbang Tol Cibubur. Salah satunya, karena padatnya volume lalu lintas di gerbang tol tersebut.

Kemenko Maritim: Penutupan Jalan Tol Jabodetabek Tunggu Pemda

Dia menjelaskan, dari data yang dihimpun pada pukul 06.00 hingga 09.00 pagi ini, jumlah total volume lalu lintas yang melalui gerbang tol Cibubur II adalah sebesar 7.799 kendaraan, diikuti Dukuh II sebanyak 5.335 kendaraan, dan Bogor II sebanyak 5.012.

"Jadi, alasannya itu kita akan mengatur di Cibubur II terlebih dahulu. Yang lain, sepanjang Jagorawi belum," ujar Bambang di Jakarta, Kamis 5 April 2018.

BPTJ Sebut Ada Subsidi Angkutan Umum di Jalan Berbayar Perbatasan

Pengguna jalan tol melintas di samping gardu tol yang melayani pengisian ulang e-Money Mandiri di Gerbang Tol Cililitan, Jakarta, Selasa, 10 Februari 2017.

Ilustrasi gerbang tol

Tersedia 20 Bus, Jalan-jalan Blok M-Puncak Segini Tarifnya

Selain itu, kepadatan pintu tol tersebut juga diperburuk dengan adanya perumahan-perumahan di sekitarnya yang pelayanan angkutan umumnya masih terbatas. Sehingga, volume kendaraan mobil pribadi tercatat besar di daerah tersebut. 

"Karena itu, ini posisi yang paling pas, posisi yang paling strategis," ujar dia.

Hal ini, kemudian memperburuk kapasitas daya tampung jalan tol Jagorawi, di mana batas toleransi rasio volume kendaraan per kapasitas (VC rasio) jalan tol di situ adalah 80 persen dari kapasitas jalan.

"Sedangkan segmen dari Cibubur hingga Cawang VC rasio sudah mendekati 57 persen," ujarnya.

Dengan begitu, kata dia, rekayasa arus lalu lintas tol dengan penarapan ganji genap di gerbang tol tersebut perlu dilakukan, demi mengurangi kapasitas kendaraan pribadi yang melalui jalur tersebut.

"Kemudian dari Cibubur ke Cawang, rasionya tinggi. Jadi, kami terpaksa menerapkan ganjil-genap," ungkapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya