Wika Bantah BUMN Mendominasi Proyek Infrastruktur
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Pengusaha swasta mengeluh terancam bangkrut akibat dominasi perusahaan BUMN di proyek infrastruktur. Wakil Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia, Bambang Rachmadi menyatakan, akibat dominasi berlebihan BUMN di proyek infrastruktur, sekitar 37 ribu kontraktor swasta bangkrut.
Menanggapi itu, Direktur PT Wijaka Karya Bangunan Gedung Tbk (Wika Gedung), Nur Al Fata membantah ada dominasi BUMN khususnya di sektor pembangunan infrastruktur gedung. Sebagai perusahaan BUMN, ia memastikan tak ada dominasi pelat merah untuk pembangunan gedung.
"Saya pikir saya, kan ada proyek swasta juga ada proyek pemerintah juga. Saya juga bersaing dengan swasta. Untuk Gedung enggak ada dominasi BUMN, enggak ada," kata Nur Al Fata saat ditemui di Wika Tower, Jakarta, Senin 26 Maret 2018.
Sementara itu, Direktur Keuangan Wika Gedung, Abiprayadi Riyanto mengakui laba bersih perusahaan yang mencapai Rp295,75 atau tumbuh 106,49 persen pada tahun ini memang cukup baik.
Menurutnya, pertumbuhan itu berasal dari perolehan kontrak baru di sektor konstruksi pemerintah dan BUMN sebesar 46 persen, serta sisanya dari proyek swasta.
"Porsi (proyek) pemerintah dan BUMN di tahun 2017 yaitu sebesar 46 persen sesuai dengan arah strategi perusahaan untuk mengkombinasikan segmen pemerintah dan BUMN sama berimbang dengan porsi swasta," ungkap Abiprayadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Gapensi, Bambang Rachmadi, mengklaim sekitar 37 ribu kontraktor swasta bangkrut akibat dominasi perusahaan BUMN. Mereka gagal mendapat order, atau tidak dibayar oleh pemberi kerjanya.
“Dalam proyek infrastruktur, rata-rata BUMN mendapat order Rp328 trilun per BUMN. Swasta hanya Rp15 miliar per perusahaan,” kata Bambang.