Hingga 2022, Kejahatan Skimming di ATM Belum Bisa Hilang
- www.pixabay.com/mrganso
VIVA – PT Bank Mandiri Tbk menyatakan kejahatan dengan modus skimming di Automatic Teller Machine atau ATM tidak bisa hilang 100 persen hingga akhir tahun 2021.
Alasannya, selama migrasi teknologi kartu debit atau ATM dari pita magnetik ke cip belum terealisasi, maka peluang peretas untuk melakukan skimming masih terbuka lebar.
Pada tahun 2022Â telah ditetapkan oleh Bank Indonesia bahwa seluruh kartu debit maupun kartu kredit harus menggunakan teknologi chip yang tingkat keamanannya lebih tinggi ketimbang pita magnetik. Â
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, fraud skimming baru bisa dieliminasi hingga 100 persen jika seluruh perbankan di Indonesia telah migrasi kartu debit maupun kredit ke cip.
"Juga semua ATM dan EDC Machine-nya sudah direprogram untuk accept chip card only," kata Siddik usai RUPST Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu malam, 21 Maret 2018.
Dia mengatakan hal itu berdasarkan regulasi atau kesepakatan dengan Bank Indonesia yang mana itu baru akan terjadi pada akhir tahun 2021. Semua perbankan di Indonesia baik swasta harus siap dengan infrastruktur pendukungnya baik itu chip card, ATM hingga EDC (Electronic Data Capture)-nya harus sudah siap menerima hanya chip card.
"Nah, pada saat itulah skimming tidak bisa terjadi lagi. Sampai pada saat itu, akan terus terjadi from time to time, skimming, di hampir setiap bank, tidak hanya Mandiri atau BRI, tapi di bank-bank semua yang memilliki ATM," katanya.
Kata Siddik, pihaknya sedang melakukan modelling untuk melakukan aksi preventif menangkal kejahatan skimming. "Kita secara remotely menganalisa pattern dari behavior atau transaksi dari nasabah, sehingga kita bisa lebih cepat lagi melakukan prevented action," katanya. Â
Dia mencontohkan jika nasabah menarik dana melalui ATM dari daerah atau wilayah tertentu yang berbeda dari biasanya maka akan ada notifikasi atau allert kepada fraud risk management system Bank Mandiri.
"Nah itulah yang kita kira-kira bisa mitigasi. Paling enggak dalam 1 atau dua transaksi kita bisa identify. Tapi untuk mengeliminasi skimming front (di depan) itu tidak bisa 100 persen, sampai semua jadi card di Indonesia untuk cip," tuturnya. (ase)