Upah Buruh RI Naik Terus, Ini Faktor Pendorongnya
- ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
VIVA – Perkembangan upah nominal harian buruh pada Februari 2018, tercatat kembali mengalami kenaikan. Baik itu upah nominal buruh pertanian, bangunan, buruh potong rambut, sampai dengan upah pembantu rumah tangga.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, nominal upah harian buruh tani nasional pada Februari 2018, naik sebesar 0,52 persen menjadi Rp51.378 per hari, dibandingkan upah Januari 2018 sebesar Rp51.110.
"Perlu dicatat bahwa selama Februari 2018, inflasi pedesaan adalah 0,43 persen, masih lebih rendah dari kenaikan upah nominal, sehingga upah riil dari pada buruh tani pada Februari 2018 ini masih mengalami kenaikan tipis sekali 0,09 persen." kata Suhariyanto, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 15 Maret 2018.
Untuk upah riil buruh pada Februari 2018, kata Suhariyanto, sebesar Rp37.486, atau naik dari perolehan pada Januari 2018, yang sebesar Rp37.450.
Selain itu, Suhariyanto juga menjelaskan, perkembangan upah buruh informal perkotaan, seperti upah buruh bangunan (tukang bukan mandor), upah buruh potong rambut wanita per kepala, dan upah pembantu rumah tangga per bulan, juga mengalami kenaikan.
Untuk upah buruh bangunan, rata-rata upah nominal mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, yaitu dari Rp85.206 pada Januari menjadi Rp85.632 pada Februari. Sedangkan upah riil secara month to month naik sebesar 0,33 persen, dari Rp64.501 menjadi Rp64.716.
Sementara itu, rata-rata upah nominal buruh potong rambut wanita per kepala mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen, yaitu dari Rp26.194 menjadi Rp26.543. Untuk upah riil, juga mengalami kenaikan sebesar 1,16 persen, yaitu dari Rp19.829 menjadi Rp20.060.
Sedangkan rata-rata nominal upah pembantu rumah tangga, juga mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen, yaitu dari Rp388.947 menjadi Rp390.853. "Sementara, untuk upah riil secara month to month, juga naik sebesar 0,32 persen, dari Rp294.434 menjadi Rp295.384," kata Suharyanto. (asp)