Waspada Skimming, Chip ATM BRI Baru Terpasang 5 Persen
- bri
VIVA – Kartu ATM Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang telah dipasangi chip sebagai antisipasi tindakan skimming, saat ini baru berjumlah lima persen. Direktur Utama BRI, Suprajarto, menyampaikan bahwa BRI menemui kesulitan karena jumlah nasabah bank besar itu lebih dari 50 juta di Indonesia.
"Kalau (jumlah kartu ATM yang dipasang) chip mungkin baru lima persenan lah, karena juga itu prosesnya tidak gampang ya, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan, tapi itu terus kita lakukan," ujar Suprajarto di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018.
Menurut Suprajarto, BRI sebenarnya menargetkan penuntasan transisi jenis kartu ATM dari yang sebelumnya menggunakan strip magnetik menjadi chip, pada pertengahan 2019. Padahal, Bank Indonesia (BI) sendiri baru mewajibkan penuntasannya pada 2022.
"Walau pun mungkin bank lain masih mundur sampai tahun 2022, tapi kita ingin cepat," ujar Suprajarto.
Ilustrasi Mesin ATM.
Selama proses transisi, BRI mencegah tindakan skimming di antaranya dengan peningkatan intensitas patroli, serta penerapan fitur notifikasi SMS kepada seluruh nasabah.
Meski demikian, Suprajarto menyampaikan, kelengahan masih mungkin terjadi karena pihak-pihak yang memiliki niat kriminal selalu memikirkan cara yang lebih baik untuk melancarkan niat jahatnya.
"Kejar-kejaran sama penjahat ini kita mengencangi, dia juga mengencangi," ujar Suprajarto.
Sebelumnya, puluhan nasabah BRI unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, baru saja menjadi korban skimming dengan jumlah kerugian ratusan juta rupiah. BRI saat ini sudah mengganti kehilangan uang semua nasabah.