BRI Akui Kecolongan, Ganti Saldo Nasabah
- ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, mengaku kecolongan karena baru mengetahui bahwa satu mesin ATM mereka di Unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, dipasangi alat skimming, atau pengganda data nasabah yang terekam di strip magnetik kartu ATM.
Hal itu menjadi sebab, puluhan nasabah BRI di sana dilaporkan kehilangan saldo rekening mereka sebanyak Rp500 ribu hingga Rp10 juta pada awal pekan ini.
"Tetapi, tidak ada hubungan antara skimming dan satelit kami. Ini peristiwa yang terjadi, kan hanya di satu ATM, dipasangi alat (skimming)," kata Direktur Utama BRI, Suprajarto kepada wartawan saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis 15 Maret 2018.
BRI, kata Suprajarto, sebenarnya telah mengantisipasi tindakan ilegal semacam itu dengan menyewa perusahaan outsource untuk berpatroli ke banyak cabang dan ATM BRI. Namun, banyaknya jumlah titik yang harus diperiksa membuat patroli belum menjamin sepenuhnya keamanan di mesin-mesin ATM BRI.
Selain itu, antisipasi juga dilakukan dengan mewajibkan fitur notifikasi SMS di setiap telepon seluler nasabah. Upaya itu terbukti, berhasil membuat skimming begitu cepat terdeteksi, saat para nasabah Unit Ngadiluwih tiba-tiba mengetahui ada transaksi yang tidak mereka lakukan melalui notifikasi SMS itu.
"Selama ini, orang kan tidak mau repot registrasi untuk baca notifikasi. Sekarang, kita wajibkan ada notifikasi," ujarnya.
Menurut Suprajarto, peristiwa itu hanya terjadi di Unit Ngadiluwih dengan jumlah nasabah terdampak 40 orang. BRI juga telah mengembalikan saldo mereka yang tercuri dengan nilai total di kisaran Rp100 juta. "(penggantian saldo) Sudah selesai semua," ujarnya. (asp)