BI Ungkap Penyebab Banyak Dana Asing Kurang Betah di RI
- REUTERS/Fatima El-Kareem
VIVA – Aliran dana jangka pendek atau disebut hot money diwaspadai Bank Indonesia bisa membuat stabilitas ekonomi RI terganggu. Karena itu ada beberapa upaya yang terus dilakukan untuk menekan lajunya di masa depan.Â
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi menjelaskan, untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap aliran jangka pendek pemerintah dan swasta harus mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan luar negeri. Untuk mengurangi pembiayaan asing tersebut stabilitas ekonomi harus bisa dijaga.Â
"Seperti negara-negara di tetangga kita Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan yang nilai tukarnya stabil. Ketergantungan pembiayaan asing terutama yang jangka pendek bisa berkurang," ujar Doddy di Gedung BI, 14 Maret 2018.
Kemudian, strategi lainnya, kata Doddy, dengan membuat aliran dana yang masuk agar bisa bertahan lama dan tidak sensitif terhadap pergerakan situasi global. Pendalaman pasar pun dilakukan dengan menawarkan instrumen-instrumen investasi yang menarik bagi para investor.Â
Ilustrasi dolar Amerika Serikat
"Kalau liquid dan dalam, kalau ada investor ingin menyesuaikan portofolionya, itu efeknya ke harga di pasar keuangan itu tidak terlalu besar. Sehingga ketika ada investor yang ingin ke luar, dia tidak langsung membuat pergerakan harga di pasar keuangan terlalu fluktuatif," ujarnya.
Doddy mengakui, saat ini instrumen yang tersedia di pasar baru sebatas surat berharga negara (SBN) dan obligasi korporasi yang mana suplai dan minatnya tidak terlalu besar.
"Kalau sedikit, begitu ada ketidakyakinan dengan Indonesia, maka dia akan lari saja dari Indonesia. Jadi bagimana kita memperbanyak instrumen, ini PR (pekerjaan rumah) besar," tegasnya.
Doddy menambahkan, BI pun berkomitmen menjaga kepercayaan pasar keuangan dan meyakini bahwa upaya stabilisasi keuangan selalu dilakukan.
"Pendekatan lain itu menjaga supaya pasar yakin bahwa BI akan selalu ada di pasar untuk stabilkan harga. Apa itu di valas (Valuta asing) atau SBN,"Â ia menambahkan.