IHSG Anjlok 2 Persen akibat Dua Faktor
- ANTARA Foto/Puspa Perwitasari
VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG di lantai Bursa Efek Indonesia ditutup terkoreksi tajam hari ini, Rabu 7 Maret 2018.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks anjlok sebesar 131,84 poin, atau 2,02 persen ke level 6.368,26, setelah bergerak di antara 6.346-6.516.
Tercatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp9,61 triliun, dengan volume 128,80 miliar saham.
Sementara itu, semua sektor mengalami pelemahan. Penurunan terbesar dialami oleh sektor pertambangan yang melemah sebesar 3,56 persen.
Kemudian, diikuti sektor konsumsi yang terkoreksi 3,07 persen dan industri dasar yang turun 2,56 persen.
Diketahui, IHSG sejak akhir pekan lalu, Jumat 2 Maret 2018, hingga hari ini berada di posisi negatif. Jumat, indeks berakhir terkoreksi di posisi 6.582,31. Padahal, pada perdagangan sehari sebelumnya, IHSG menguat di level 6,606,05.
Menurut analis PT Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, kejatuhan IHSG hari ini akibat dua faktor. Faktor eksternal, yakni kekhawatiran perang dagang Amerika Serikat dengan Eropa dan antisipasi kenaikan fed fund rate.
Sementara itu, faktor internalnya, dari kenaikan harga acuan komoditas, terutama batu bara yang menyebabkan beban subsidi pemerintah bertambah.
"Plus inflasi juga, kan sudah mulai naik, dan menjadi kekhawatiran pelaku pasar," ujarnya kepada VIVA.
Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak melemah. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang, yang turun sebesar 0,77 persen dan Hang Seng Hong Kong melemah sebesar 1,03 persen, serta indeks Kospi di Korea Selatan, yang terkoreksi sebesar 0,40 persen.
Sore ini, indeks saham di Eropa juga bergerak negatif sejak dibuka tadi siang. Indeks DAX Jerman turun 0,24 persen dan indeks CAC di Prancis melemah 0,41 persen. Namun, indeks FTSE 100 di Inggris, naik tipis 0,06 persen.