Curhat Bos PLN, Harga Batu Bara Naik Kasnya Habis Rp16 T
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Kenaikan harga batu bara membuat kondisi keuangan PT PLN harus diperketat. Apalagi, saat ini pemerintah telah memutuskan tarif listrik tidak naik hingga akhir 2019.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan, kenaikan harga batu bara sangat berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Ia menjelaskan, keuangan perusahaan sempat tergerus hingga Rp16 triliun pada 2017.
"Berat sekali (pengaruh kenaikan harga batu bara). Bayangkan saja 2017 itu tergerus Rp16 triliun, gara-gara kenaikan harga batu bara," kata Sofyan usai diskusi di Energy Building, Jakarta, Selasa 6 Maret 2018.
Menurut dia, uang Rp16 triliun itu seharusnya bisa digunakan untuk berinvestasi pembangunan jaringan listrik di daerah tertinggal, membangun transmisi dan sebagainya.
"Dulu kan pakai APBN (bangun transmisi dan daerah tertinggal), semenjak 2015 seluruh (pembangunan) PLN, itu dari mana? ya dari pinjaman," kata dia.
Ia telah melaporkan kondisi keuangan PLN terkini kepada Menteri Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Menteri ESDM.
Akhirnya, lanjut dia, dari situlah pemerintah sepakat melakukan pengaturan harga acuan batu bara untuk konsumsi domestik (Domestic Market Obligation) yang akan dituangkan dalam peraturan pemerintah (PP).
"Dari situ pemerintah ambil kesimpulan sebaiknya harganya (batu bara) sekian supaya PLN bisa tetap membangun ke depan," ujar dia.
Ia mengatakan, hal ini juga bertujuan untuk menjamin tarif listrik masyarakat tidak naik. "Juga tarif industri tidak naik, karena jika itu (terjadi) daya beli melemah, industri berhenti, pengangguran terjadi.” (mus)