Kepala BKPM Ungkap Investasi Asing di RI Kalah dari Tetangga
- VIVA.co.id/ Fikri Halim
VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengungkapkan, investasi asing di Indonesia  masih kalah dibandingkan negara tetangga.Â
Investasi di Indonesia selama ini, menurut Thomas, sudah berhasil mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas rata-rata. Anjloknya harga komoditas beberapa tahun belakangan harus membuat pemerintah melakukan transformasi ekonomi dari konsumsi ke arah investasi.
"Ini kabar baik (investasi mendorong pertumbuhan ekonomi). Tapi ada kabar buruk, kabar buruknya kita masih kalah jauh dengan negara tetangga," katanya saat rapat kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, 2 Februari 2018.
Untuk itu, dia berpesan kepada seluruh jajaran Kementerian Perdagangan tidak berkecil hati karena dimarahi oleh Presiden beberapa waktu lalu.Â
"Ibu bapak jangan kecil hati, tiga hari lalu dimarahin presiden. Investasi juga kalah jauh, mulai ditinggal oleh negara tetangga. Memang secara nominal masih oke antara US$25-35 miliar per tahun, tapi pertumbuhannya mulai mengkhawatirkan," kata Thomas.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data tahun 2016, India mencatat Foreign Direct Investment (FDI) meningkat 30 persen dalam setahun, lalu Filipina 38 persen, Malaysia tumbuh 50 persen per tahun.
"Terus terang, yang tidak banyak kami publikasikan, 2016 PMA (Penanaman Modal Asing) kita turun -1 persen in US dollar. Kenapa ini enggak kelihatan karena yang kita publikasikan angka rupiahnya. Dan 2016 rupiah melemah 10 persen, sehingga PMA kelihatannya masih naik," ujarnya.
Namun, Â pada tahun 2017 Indonesia kembali mengalami pemulihan. Meski perbaikannya tidak sebesar negara tetangga. "FDI kita naik 11 persen in US dollar. Nah karena tahun lalu rupiah malah menguat 3 persen dibanding US dollar maka angka rupiahnya hanya naik 8 persen. Tapi, PR kita masih banyak tentunya," kata Thomas.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat mengungkapkan kekesalannya kepada sejumlah jajaran kementerian di Kabinet Kerja lantaran kinerja ekspor RI yang kalah dari negara tetangga, beberapa hari lalu.