Singapura Masih Rajai Investasi Asing di RI Sepanjang 2017
- Pixabay/Sasint
VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia mencapai Rp430,5 triliun sepanjang tahun 2017. Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Singapura menjadi investor yang paling besar menanamkan modalnya di Indonesia.
Jika dirincikan, nilai investasi Singapura di Indonesia sepanjang 2017 mencapai US$8,4 miliar atau 26,2 persen dari porsi PMA. Kemudian disusul oleh Jepang sebesar US$5 miliar atau 15,5 persen, kemudian Republik Rakyat Tiongkok US$3,4 miliar atau 10 persen, lalu Hong Kong, RRT sebesar US$2,1 miliar atau 6,6 persen, dan Korea Selatan US$2 miliar atau 6,3 persen.
Kepala BKPM Thomas Lembong menyatakan, Singapura masih menjadi investor terbesar di Indonesia yang sudah terjadi bertahun-tahun.
"Saya kira sudah setiap tahun kita mengumumkan bahwa Singapura investor nomor 1 di Indonesia," kata Thomas di kantornya, Selasa 30 Januari 2018.
Meski begitu, ia menyebut Singapura dan Hong Kong merupakan agregator atau financial hub yang mengumpulkan investasi dari negara lain dan kemudian baru mengirimkannya ke Indonesia.
"Makanya Singapura banyak uang WNI kita sendiri. Uang kita yang kita parkir di Singapura dan balik lagi ke Indonesia jadi PMA. Itu sah saja, tapi dugaan saya investasi Singapura banyak juga dari India. Kita hanya melihat sebatas lahan pertamanya saja," kata dia.
Untuk itu, sambung dia, pada tahun-tahun berikut pihaknya akan memperbaiki dan menelusuri negara mana saja yang melakukan investasinya melewati Singapura dan Hong Kong tersebut.
"Dalam tahun berikut harus kita perbaiki dan menelusuri siapa di belakang Singapura dan Hong Kong," kata dia.
Tiongkok sendiri, sambung dia, sudah menjadi investor nomor dua di Indonesia, yang pengkategoriannya belum menyertakan Hong Kong. Namun dia tak menjelaskan secara eksplisit alasan pemisahan kategori investasi Republik Rakyat Tiongkok dengan Hong Kong.
"Saya juga yakin dari Hong Kong dan Singapura ada porsi dari Tiongkok. Tiongkok sekarang nomor dua dan pertumbuhannya tetap kuat dan trennya akan bertahan," ujar dia. (one)