Kisruh Hanura, Wiranto Diminta Tegas dan Tidak 'Abu-abu'
- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA – Polemik terbelahnya internal Partai Hanura dikhawatirkan akan makin runyam dan berkelanjutan. Ketua Dewan Pembina Hanura Wiranto diminta agar bisa bersikap netral untuk solusi dari konflik ini.
Ketua DPP Hanura, K. Wirawan, berharap konflik dualisme ini tak berlarut dan bisa diselesaikan dengan baik. Sebagai sesepuh partai, Wiranto seharusnya punya sikap tegas.
"Seharusnya Pak Wiranto bersikap tegas terhadap situasi ini dan tidak bersikap abu-abu. Selaku Ketua Dewan Pembina agar dapat bersikap netral," ujar Wirawan di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018.
Bagi Wirawan, polemik Hanura karena adanya elite yang hanya mementingkan kelompok bukan tujuan partai. Elite ini dinilai tak sabar dalam proses kepemimpinan Oesman Sapta Odang atau Oso sebagai ketua umum. Padahal, Oso menjabat Ketum Hanura satu tahun sebulan.
"Ada sekelompok orang yang haus kekuasaan, tidak sabar dan berpikir sempit sehingga tidak puas dengan kebijakan partai," tutur Wirawan.
Kemudian, tujuan ke depan dalam agenda politik Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 harus diingat seluruh kader. Konflik dualisme harus segera diselesaikan untuk kepentingan partai. Putusan Kementerian Hukum dan HAM terhadap kepengurusan Hanura juga harus menjadi acuan.
"Kami berharap konflik ini dapat diselesaikan dengan baik, dan semua pihak mematuhi apa yang diputuskan oleh Kemenhunkam," tuturnya.
Baca Juga: Oso: Kalau Wiranto Mau Jadi Ketum Lagi, Saya Kasih
Polemik Hanura diawali pemecatan terhadap Oso sebagai ketua umum. Oso dipecat oleh elite Hanura karena mosi tak percaya dari 27 DPD dan 400 lebih DPC. Oso dinilai arogan karena melanggar AD/ART Partai.
Tak Ada Munaslub
Oso masih tak terima dengan manuver gerakan elite yang ingin membuat gaduh internal Hanura. Oso sudah menemui Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina. Ia mengklaim Wiranto juga mendukungnya dalam memimpin Hanura.
"Pak Wiranto telah mempelajari semua masalah, dan Pak Wiranto kan bukan anak kemarin yang bisa dibohong-bohongi," kata Oso di Hotel Manhattan, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Januari 2018.
Oso menegaskan Wiranto menolak dijadikan Ketua Umum oleh kubu lawan yang disebut sebagai pihak 'Ambara'. Pasca komunikasi dengan Wiranto, tidak ada Munaslub Partai Hanura.
"Jadi Insya Allah sudah diungkapkan banyak hal sama Pak Wiranto, Pak Wiranto mengambil kebijakan yang mengatakan tidak ada Munaslub," ujarnya. (ren)