PKS Singgung Lagi Dugaan 'Tekanan' pada Lukas Enembe
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Pertemuan antara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan dan Gubernur Papua yang juga kader Demokrat, Lukas Enembe kembali disinggung. Presiden DPP PKS Sohibul Iman mengatakan, sebagai parpol pengusung, Lukas pernah menceritakan terkait pertemuan dengan Budi Gunawan.
Menurut Sohibul, untuk kader PKS, belum ada dugaan intimidasi menjelang pilkada serentak 2018.
"Secara langsung ke kader PKS belum dapat laporan. Tapi ada paslon yang diusung PKS yang sebetulnya kader Demokrat, Lukas Enembe. Beliau waktu itu datang dan ceritakan apa yang dialami. Secara langsung PKS tidak ada, tapi calon yang diusung ada," kata Sohibul di Jakarta, Kamis 4 Januari 2018.
Dia mengimbau agar aparat keamanan maupun pihak penguasa tidak melakukan segala cara menjelang pendaftaran Pilkada 2018. Ia mengingatkan peran aparat keamanan dan pemerintah harus menjaga iklim demokrasi.
Sohibul mengingatkan sikap netral aparat yang diperlukan untuk menghindari kecurangan.
"Saya imbau, khususnya aparat bertindak netral, demokrasi untuk dapat pemimpin yang terbaik, kecurangan, ketidakjujuran tidak boleh," tuturnya.
Bagi dia, perlu komitmen untuk menciptakan iklim demokrasi menghadapi Pilkada 2018. "Itu saya kira komitmen kita bersama. Kami juga berharap, seperti ini tidak terulang agar kita bisa berdemokrasi secara fair," ujarnya.
Baca: SBY Ingatkan Jokowi Agar Tegur Kepala BIN
Pertemuan Lukas Enembe dengan Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw sempat menjadi isu pemberitaan beberapa waktu lalu. Ada kabar pertemuan ini dalam rangka Pemilihan Gubernur Papua pada 2018.
Kemudian, pertemuan di suatu tempat ini dikaitkan untuk memenangkan Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.
Foto: Pertemuan Ka BIN Budi Gunawan dengan Lukas Enembe.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan membeberkan soal dugaan kriminalisasi terhadap calon kepala daerah yang akan diusung dalam pemilihan gubernur Kalimantan Timur, yaitu Syaharie Jaang, Wali Kota Samarinda sekaligus ketua Demokrat Kalimantan Timur.
Baca: Lukas Enembe Bantah Bicara Politik dengan Kepala BIN
Hinca mengatakan hal tersebut usai rapat tertutup di kantor pusat Partai Demokrat, Jakarta, pada Rabu malam, 3 Januari 2018.
"Syaharie Jaang dipanggil parpol tertentu delapan kali, diminta wakilnya kapolda Kaltim yang sekarang, Bapak Safaruddin, padahal wakilnya sudah ada. Tentu etika politik tidak baik kalau sudah berjalan. Kalau (Syaharie) tidak (berpasangan Safaruddin), akan ada kasus hukum yang diangkat," kata Hinca.