Elektabilitas Golkar Naik, Airlangga Jadi Daya Pacu Baru

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (dua dari kiri) dalam pembukaan Munaslub Golkar.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis elektabilitas Partai Golkar kembali ke posisi dua besar setelah PDIP. Naiknya elektabilitas Golkar ini diyakini karena kepemimpinan di bawah Airlangga Hartarto.

Pemerintah Targetkan Penyaluran KUR Rp 300 Triliun pada 2025

Wakil Sekjen DPP Golkar Sarmuji mengatakan, kenaikan elektabilitas Golkar karena beban partai berkurang terkait masalah ketua umum sebelumnya, Setya Novanto. Figur Airlangga dinilai akan terus meningkatkan elektabilitas Golkar.

"Ke depan di bawah ketua umum Pak Airlangga kami akan temukan daya ungkit, pacu baru untuk Golkar bisa naik lebih cepat," kata Sarmuji kepada VIVA, Rabu, 3 Januari 2018.

Misbakhun Ingatkan PDIP Tak Amnesia soal Kenaikan PPN

Dia menilai, politik dinamis karena juga dipengaruhi persepsi publik. Kenaikan elektabilitas dalam waktu singkat memungkinkan terjadi. "Sangat dimungkinkan jika ada perubahan persepsi masyarakat," ujarnya.

Penutupan Munaslub Partai Golkar beberapa waktu lalu.

Peluang Jokowi Gabung ke Partai Selepas PDIP: Belum Konkrit, Belum Ada Tawaran Posisi Strategis

Foto: Airlangga saat penutupan Munaslub Golkar.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengatakan, dalam survei, responden diberikan pertanyaan jika pemilihan legislatif diadakan sekarang ini, partai politik mana yang akan dipilih? Jawaban responden beragam dengan pilihan sebagian pada Golkar.

Jawaban responden menempatkan posisi PDIP pertama dengan 27,6 persen. Kemudian, disusul dengan Golkar sebanyak 12,1 persen. Lalu, Gerindra 8,9 persen, dan Demokrat 7,7 persen.

"Hasil survei ini secara geografi mewakili semua wilayah atau provinsi di Indonesia," kata Djayadi Hanan kepada wartawan dalam keterangan pers di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 2 Januari 2018.

Survei yang dilakukan SMRC digelar pada 7-13 Desember 2017 dengan melibatkan 1.220 responden. Responden survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah punya hak pilih dalam pemilu.

Responden yang diwawancarai diketahui sebanyak 1.059 atau 87 persen. Jumlah responden itu kemudian dianalisis. Margin of a error dari survei ini sebesar lebih kurang 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya