Gerindra Sebut ‘Ngaco’ Survei SMRC soal Elektabilitas Jokowi
- Antara/ Wahyu Putro A
VIVA – Partai Gerindra menyebut hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang elektabilitas Joko Widodo yang melampaui Prabowo Subianto tidak tepat.
"Ah, ngaco (keliru/tak akurat). Seperti biasa, SMRC salah terus. Waktu Pilkada Jakarta juga begitu,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, usai menghadiri pemaparan hasil survei SMRC di Jakarta pada Selasa, 2 Januari 2018.
Dia melihat ada anomali dalam survei SMRC, di antaranya tampak pada data swing voter atau pemilih dan kader Gerindra yang tidak loyal ditampilkan sangat tinggi. Padahal, Gerindra adalah partai dengan sistem organisasi sentralistik tertutup. “Relatif harusnya partai kami tak memiliki swing voters yang banyak,” tuturnya.
Selain itu, katanya, kader Gerindra disebut relatif bersih dari berbagai kasus korupsi. Itu seharusnya menjadi poin positif untuk mendongkrak elektabilitas Gerindra dan Prabowo sebagai calon presiden dalam Pemilu 2019.
"Saya lihat di sini Gerindra diposisikan malah lebih rendah dibanding dengan partai yang didera kasus hukum. Ini pendapat umum akan mengatakan demikian," katanya.
SMRC memaparkan hasil surveinya yang menemukan jumlah kader Gerindra yang tidak loyal atau swing voter sebesar 45 persen. Sementara itu, partai yang paling sedikit swing voters-nya adalah PKS dengan nilai 20 persen dan PDIP 23 persen.
Lembaga itu juga menunjukkan mayoritas responden setuju bila Prabowo diusung sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2019. Sebanyak 67 persen responden menyatakan setuju dengan kombinasi pasangan Jokowi-Prabowo sebagai capres-cawapres.