Bila Dipinang PDIP, Ridwan Kamil Bisa 'Kandas' di Jabar
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – PDI Perjuangan sejauh ini masih misterius terkait arah politik di Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Ada kemungkinan PDIP membuka opsi mendukung Ridwan Kamil. Namun, bila benar maka dinilai hanya menguntungkan sepihak.
Pakar Politik dan Pemerintahan Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan menjelaskan, suara Ridwan Kamil akan hilang suara di kalangan bawah yang terkenal religius dan tradisional bila didukung PDIP.
Menurut Asep, PDIP punya catatan mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, akan dilawan dengan isu politik identitas. Bahkan, kata dia, PDIP sudah terkonotasikan sebagai partai anti Islam di masyarakat bawah dengan kuat.
"PDIP di persepsi publik sudah begitu, bahkan tidak sedikit sebagian tokoh mengatakan pokoknya siapapun yang didukung partai penista Islam, jangan dipilih," ujar Asep di Bandung, Jawa Barat, Jumat 29 Desember 2017.
Bahkan, kata dia, jika keputusan politik PDIP pada Januari 2018 mengumumkan mendukung Ridwan Kamil dan diterima begitu saja, sama halnya bunuh diri.
"Tanpa bermaksud isu SARA, Jawa Barat butuh sosok yang religi karena persepsi masyarakat," katanya.
Menurutnya, isu keagamaan menjadi pondasi kuat di Pilgub Jabar yang mengidentikan kepada partai dan si calon. Bahkan, mayoritas masyarakat di Jawa Barat mengharapkan sosok yang religius..
Asep menambahkan, meski kemungkinan mendukung Ridwan Kamil terbuka, tapi menghilangkan frame isu SARA dari Pilgub DKI Jakarta masih jadi pekerjaan rumah PDIP.
"Apalagi jika tim suksesnya ada tokoh-tokoh Islam, kalau bercandanya 'PDIP Syariah'. Pasangannya harus dekat dengan nuansa umat Islam, jika jauh dari itu, nanti ada prasangka PDIP anti Islam," katanya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Eriko Sotarduga mengatakan, partainya membuka peluang untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat. Namun, PDIP masih menunggu komunikasi. Opsi ini menjadi opsi terakhir PDIP.
"Kami sudah menyiapkan tiga opsi, pertama maju sendiri. Artinya kader internal dua-duanya, atau internal-eksternal," kata Eriko saat dihubungi, Kamis 28 Desember 2017.
Dia menyebutkan, opsi kedua, PDIP akan berkomunikasi dengan partai masih belum tegas, seperti PPP, PKB, dan Hanura, untuk sama-sama berkoalisi serta menentukan cagub Jabar.
"Ketiga, kami membuka diri bila mana RK melakukan komunikasi dengan kami. Karena dengan PPP, PKB belum ada kepastian masalah wakil. Tapi tentunya opsi ketiga, kalau ada komunikasi dengan pihak RK." (mus)