PKS Akui Tak Pilih Deddy Mizwar karena Pemilu 2019

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nurwahid.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Partai Keadilan Sejahtera mengakui bahwa keputusannya membatalkan mendukung Deddy Mizwar sebagai calon gubernur Jawa Barat di antaranya karena pertimbangan agenda politik menyongsong Pemilu tahun 2019.

PKS sebenarnya tak begitu lugas menjelaskan tentang alasan pertimbangan politik pemilu mendatang itu, dimaksud pemilu legislatif atau pemilu presiden. Namun yang pasti demi menyiapkan konsolidasi politik untuk tahun 2019.

"Kita (PKS) memerlukan mesin politik yang kuat bersama-sama dan teruji untuk bisa memenangkan agenda-agenda politik di 2019," kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nurwahid, di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Jumat, 29 Desember 2017.

PKS semula bersepakat bersama Partai Gerindra untuk mencalonkan Deddy Mizwar yang dipasangkan dengan Ahmad Syaikhu. Gerindra kemudian berpisah dari PKS. PKS membentuk koalisi dengan partai lain, Partai Demokrat dan PAN, yang dinamakan Koalisi Zaman Now.

Namun koalisi itu hanya seumur jagung, formasi bubar sebelum keputusan resmi ditetapkan. PKS segera bergabung lagi dengan Partai Gerindra, yang mengusung Sudrajat sebagai calon gubernur. Kedua partai segera mengumumkan menduetkan Sudrajat dengan Ahmad Syaikhu.

Klaim aspirasi warga

Keputusan PKS itu dinilai janggal karena sedari awal Partai seolah sudah mantap mendukung Dedy Mizwar. Tapi Hidayat Nurwahid beralasan bahwa keputusan itu sesungguhnya didasari aspirasi masyarakat dan kader konstituen.

"Sampailah kemudian terjadi kondisi di mana Ketua Gerindra Jabar mengatakan bahwa, menurut aspirasi dari warganya ke mereka, tidak bisa mencalonkan Demiz (Deddy Mizwar), gitu," Nurwahid berargumentasi.

Sinyalkan Tinggalkan Anies Baswedan, PKS: Terimakasih, Kita Saling Mendoakan

Saat pertimbangan Gerindra itu disampaikan, menurut Nurwahid, PKS sebenarnya masih istikamah dengan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Seiring dinamika politik yang berkembang dari hari ke hari, PKS mengubah sikapnya dan memutuskan bergabung lagi dengan Gerindra.

Semua pertimbangan dan keputusan itu, katanya, sudah disampaikan secara terbuka kepada Deddy Mizwar. "... dan akhirnya PKS mempunyai itikad politik untuk kembali pada keputusan awal, yaitu untuk di Jabar, PKS berkoalisi dengan Gerindra."

Respons Prabowo soal Rencana Bertemu PKS Jelang Pilkada Serentak 2024
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis, 19 September 2024

Target Menang Pilkada 60 Persen, Presiden PKS Minta Kader Optimis dan Semangat

Partai Keadilan Sejahtera optimis meraih kemenangan tinggi dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024. Dalam pilkada ini, PKS menargetkan kemenangan minimal sebesar 60 persen

img_title
VIVA.co.id
19 September 2024