SBY: Trump Belum Terlambat Batalkan Keputusannya
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.
VIVA – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut tidak setuju dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. SBY menilai Trump masih punya kesempatan untuk mengubahnya.
“Belumlah terlambat bagi Presiden Trump untuk membatalkan keputusan dan kebijakannya yang "menetapkan" Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” kata SBY melalui akun Twitter resminya, @SBYudhoyono Sabtu, 9 Desember 2017.
SBY berpendapat rakyat Amerika juga tidak setuju dengan kebijakan pemimpinnya itu. Oleh karena itu, mereka juga tak mau disalahkan suatu saat nanti.
“Saya yakin rakyat Amerika tidak ingin disalahkan sejarah akibat tindakan pemimpinnya, perdamaian dan keamanan dunia terancam dan memburuk,” ujar SBY.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal itu diumumkan Trump pada Rabu, 6 Desember 2017. Trump menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk memulai proses pengalihan kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke kota suci tersebut.
"Saya telah menetapkan bahwa sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," katanya seperti dilansir dari The Independent, Kamis 7 Desember 2017.
Trump mengambil tindakannya tersebut dari undang-undang tahun 1995, yang menyatakan mewajibkan AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Padahal, pendahulunya seperti Bill Clinton, Barack Obama dan George W Bush secara konsisten menunda keputusan tersebut karena menghindari ketegangan di Timur Tengah.
Trump menyatakan bahwa AS tetap mendukung solusi penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel, yang sudah berlangsung sejak lama.