JK dan Luhut Dinilai Punya Pengaruh Usung Pengganti Novanto
- VIVA.co.id/Fajar GM
VIVA – Kosongnya posisi Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua DPR lantaran Setya Novanto ditahan KPK dinilai akan membuat tokoh-tokoh senior Golkar kembali bersaing menjagokan pilihan masing-masing. Dua politikus senior Golkar, yaitu Jusuf Kalla dan Luhut Binsar Panjaitan kembali disebut punya andil mendorong figur tertentu.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, proses pergantian Novanto masih terjadi friksi antar kubu di elite senior Partai Beringin tersebut.
"Silakan menjadi pertarungan di atas di antar elite entah itu kemudian penguasa, mau itu ada Pak JK, Pak Jokowi atau Pak Luhut," kata Yunarto saat ditemui di kantor Indonesia Corruption Watch, Jakarta, Selasa 21 November 2017.
Terkait posisi Ketua Umum Partai Golkar, menurut dia, masih mungkin ada beberapa skenario disiapkan tergantung hasil Pleno DPP Golkar, hari ini.
Kata dia, jika hasil pleno memutuskan digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dilaksanakan dalam waktu dekat, maka akan menjadi keuntungan untuk Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto diajukan sebagai Ketua Umum.
Ia mengatakan akan ada kompromi di internal Golkar sendiri untuk menghapus citra buruk dari isu korupsi yang selama ini melanda.
"Kalau Munaslub baru diadakan 2019 nanti Plt (Pelaksana Tugas) biasanya memiliki peluang lebih kuat. Tapi, ketika dalam waktu dekat munaslub akan diadakan, mungkin sosok baru yang akan memiliki peluang salah satu yang sering disebut Airlangga Hartarto," ujarnya.
Sementara, untuk posisi Ketua DPR, baik JK dan Luhut diperkirakan bakal menyorongkan nama. Empat nama yang punya peluang diprediksi akan mengisi pimpinan parlemen yakni Zainuddin Amali, Aziz Syamsuddin, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bambang Soesatyo.
Namun, Yunarto mengatakan, momentum kekosongan pimpinan DPR akan diambil alih Presiden Jokowi dengan mendukung salah satu antara Bambang Soesatyo atau Agus Gumiwang.
"Kalau kita cobat petakan orang sering mengatakann Azis Syamsudin paling dekat Setya Novanto. Zainuddin Amali dianggap punya kedekatan dengan pak JK. Nah pertanyaan menarik, Presiden ke mana?" ujarnya.
Pilihan Jokowi
Ia menganalisis sikap politik Jokowi biasanya memunculkan nama alternatif yang bisa dijadikan pilihan.
"Dan menurut saya, dengan gaya berpolitik seorang Jokowi, dia akan memunculkan nama ketiga (Agus atau Bamsoet)," jelasnya.
Meski tak aktif di Golkar, baik JK dan Luhut merupakan senior Golkar. JK pernah menjabat Ketua Umum DPP Golkar periode 2004-2009. Sementara, Luhut pernah mengisi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar. Dua sosok ini juga beradai di pemerintah dengan JK sebagai Wakil Presiden dan Luhut selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Pada Munaslub Golkar 2016 lalu, JK dan Luhut sempat diisukan punya jagoan masing-masing. JK disebut-sebut memilih Ade Komarudin. Adapun Luhut dinilai lebih dekat dengan Setya Novanto. Hasil Munaslub 2016 memutuskan Setya Novanto menjadi Ketua Umum Golkar. (ren)